Jakarta -
Nyaris semua orang berisiko terkena depresi tak terkecuali selebriti K-Pop. Salah satunya leader Super Junior (SuJu) Leeteuk yang mengatakan tengah berjuang mengatasi depresi. Pengakuan tersebut dituliskan dalam unggahan Instagram tahun 2014. Unggahan lain pada awal 2018 menyatakan tekanan yang dialaminya dalam pekerjaan.
Leeteuk sendiri dikenal sebagai sosok yang gemar melucu, ramah, dan selalu mengibur orang lain. Meski berlawanan dengan imagenya, Leeteuk tak segan mengakui gangguan mental yang tengah dialami. Leeteuk juga sempat memandu dialog seputar kesehatan jiwa dan penanganan stres. Dalam acara tersebut, Leeteuk mengajak para penonton curhat.
Mencermati Leeteuk, tak perlu malu mengakui gangguan mental yang tengah dialami. Depresi berisiko makin parah yang menyulitkan korbannya beraktivitas normal jika penanganannya terlambat. Berikut gejala depresi yang bisa dikenali sendiri dilansir dari WebMD, sebelum korban meninggal akibat bunuh diri atau sebab lainnya,
Sulit konsentrasi
Foto: Thinkstock
|
Gejala ini meliputi kesulitan mengingat detail dan mengambil keputusan. Korban depresi juga kerap mengalami rasa rasa lemah dan mudah lelah. Gejala ini diikuti rasa bersalah, rendah diri, dan tidak berharga yang terus menerus. Korbannya pesimis bisa lepas atau tertolong dari kondisi tersebut.
Gangguan tidur
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Korban depresi umumnya mengalami kekurangan atau kelebihan tidur, yang terjadi juga pada selera makan. Hal ini mengganggu korban hingga merasa gelisah, panik, dan mudah marah. Korban depresi juga kerap kehilangan selera pada sesuatu yang sebelumnya menarik.
Gangguan fungsi tubuh
Foto: Thinkstock
|
Gejala depresi harus segera ditangani bila sudah mengganggu fungsi tubuh. Korban biasanya mengalami rasa sakit, kram, pusing, atau pegal yang tak kunjung hilang. Kondisi ini diikuti masalah pencernaan yang tidak sembuh meski sudah minum obat.
Rasa kosong
Foto: thinkstock
|
Dalam beberapa kasus bunuh diri akibat depresi, korbannya kerap menulis soal munculnya rasa kosong. Berbagai cara dilakukan untuk mengisi atau menghapus rasa tersebut namun tak juga hilang. Rasa kosong menyebabkan korbannya merasa sedih, gelisah, dan putus asa mencari jalan kelluar. Bunuh diri dipandang tepat mengakhiri penderitaan tersebut bagi korban maupun lingkungan sekitar.
Gejala ini meliputi kesulitan mengingat detail dan mengambil keputusan. Korban depresi juga kerap mengalami rasa rasa lemah dan mudah lelah. Gejala ini diikuti rasa bersalah, rendah diri, dan tidak berharga yang terus menerus. Korbannya pesimis bisa lepas atau tertolong dari kondisi tersebut.
Korban depresi umumnya mengalami kekurangan atau kelebihan tidur, yang terjadi juga pada selera makan. Hal ini mengganggu korban hingga merasa gelisah, panik, dan mudah marah. Korban depresi juga kerap kehilangan selera pada sesuatu yang sebelumnya menarik.
Gejala depresi harus segera ditangani bila sudah mengganggu fungsi tubuh. Korban biasanya mengalami rasa sakit, kram, pusing, atau pegal yang tak kunjung hilang. Kondisi ini diikuti masalah pencernaan yang tidak sembuh meski sudah minum obat.
Dalam beberapa kasus bunuh diri akibat depresi, korbannya kerap menulis soal munculnya rasa kosong. Berbagai cara dilakukan untuk mengisi atau menghapus rasa tersebut namun tak juga hilang. Rasa kosong menyebabkan korbannya merasa sedih, gelisah, dan putus asa mencari jalan kelluar. Bunuh diri dipandang tepat mengakhiri penderitaan tersebut bagi korban maupun lingkungan sekitar.
(up/up)