Pemerintah Swiss melakukan dan menerapkan revisi kebijakan kesehatan mulai 2009 hingga 2017. Salah satunya terkait pola makan yang diyakini sebagai faktor risiko terbesar dalam kesehatan. Dilasnir dari situs Education, Audiovisual and Culture Executive Agency (EACEA) Europe Commision, pola makan warga Swiss sebetulnya sudah membaik sejak 1990an. Namun asupan sayur dan buah tetap lebih rendah dibanding gula, garam, dan lemak.
Swiss memberi makanan gratis di tempat umum misal sekolah, panti, dan rumah sakit dengan nutrisi yang cukup dan seimbang. Makanan bergizi tersedia setiap hari untuk semua siswa yang berusia 7 hingga 16 tahun. Pemerintah juga menjamin kecukupan gizi bagi siswa dengan rentang usia 16 hingga 19 tahun. Makanan tersedia hangat dalam berbagai pilihan antara lain salad, roti, butter, sisi, dan air putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat Swiss juga memegang teguh prinsip berikut untuk menjaga kesehatannya. Prinsip ini tentunya bisa dilaksanakan masyarakat Indonesia.
Secukupnya
|
Foto: shutterstock
|
Menyenangkan diri
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Makan bersama
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Tidak takut lemak
|
Foto: Istock
|
Makan gandum
|
Foto: Istock
|
Halaman 4 dari 6











































