Keberhasilan remaja 17 tahun ini menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan IQ yang terklasifikasi di bawah rata-rata, Syuci masih bisa menorehkan prestasi kelas dunia. Kecintaan pada olahraga dan kerja keras menjadi kunci sukses Syuci yang bisa berprestasi lebih tinggi lagi.
Dikutip dari Web MD, Intellectual Disability (ID) memang tak seharusnya membuat patah semangat. Penyandang ID masih bisa belajar keahlian baru namun perlu waktu lebih lama. Selain keterbatasan IQ, mereka dengan ID sulit mengaplikasikan keterampilan hidup sehari-hari. ID biasanya terdeteksi pada usia anak yang dibuktikan dengan telat berdiri, jalan, dan bicara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini belum diketahui penyebab spesifik terjadinya ID. Namun peneliti merujuk empat faktor yang berisiko melahirkan anak dengan ID. Faktor tersebut adalah keturunan, ada masalah selama kehamilan, masa anak-anak, dan mengalami kecelakaan. Perempuan dilarang mengonsumsi alkohol selama hamil untuk menekan risiko fetal alcohol syndrome, yang bisa menyebabkan anak menyandang ID.
Penyandang ID bukan berarti tak bisa hidup mandiri. Dengan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan dari sekolah serta orangtua, mereka bisa menekan ketergantungan pada lingkungan sekitar. Orang terdekat penyandang ID tak perlu ragu terus terlibat dalam segala aktivitasnya. Hal ini merupakan bentuk motivasi dalam pembentukan minat dan bakat penyandang ID.











































