Jakarta -
Mendengar kanker mulut, gaungnya belum begitu terdengar dibandingkan dengan jenis kanker lainnya semisal kanker payudara. Akan tetapi, kanker mulut sendiri ternyata sudah menduduki peringkat ke-6 di dunia untuk jenis kanker tersering. Apalagi orang Indonesia termasuk orang yang akrab dengan rokok, salah satu pencetus kanker yang satu ini.
Sudah tahu belum mengenai ciri kanker mulut? Salah satunya ternyata adalah sariawan. Akan tetapi, tentu ada bedanya dong sariawan biasa dengan sariawan yang menjadi pertanda kanker mulut.
"Semua dibilangnya sariawan, padahal penyakit di dalam rongga mulut itu lebih dari 100 tuh macam-macam. Jadi ahli penyakit mulut tuh dalam menganamnesa pasien itu butuh waktu, karena kita harus betul-betul yakin apakah sariawan ini benar sariawan yang kita sebut sebagai afte (sariawan yang umumnya terjadi karena kekurangan zat besi, vitamin C dan vitamin B12)," ungkap Dr drg Febrina Rahmayanti, SpPM(K), Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sariawan yang menetap
Foto: Thinkstock
|
Sariawan itu ditandai dengan adanya kawah atau cekungan yang bisa sembuh dalam sekitar 7-14 hari dan letaknya pindah-pindah tapi hanya terbatas di rongga mulut. Bisa di bibir bagian dalam, pipi bagian dalam, atau di langit-langit di belakang," jelas drg Febrina.Tapi, bila sariawan menetap di sana selama lebih dari dua minggu dan hanya ada di satu titik, maka kamu wajib mewaspadai hal ini.
Tidak sembuh-sembuh
Foto: Thinkstock
|
Sariawan dapat terjadi karena adanya trauma, misalnya gesekan pada karies gigi yang membuat lidah teriritasi dan luka. Nah, bedanya dengan pertanda sariawan biasa, luka pertanda kanker ini tidak kunjung sembuh dan rasa sakitnya tidak signifikan. Yang dimaksud signifikan adalah sariawan yang tidak terasa sakit meskipun ukurannya saja sudah lebih dari 1 cm."Yang kanker, bisa jadi lebih dari 1 cm tapi sakitnya biasa saja, tidak seperti yang biasa. Kadang kan kecil saja sudah sakitnya luar biasa."
Ditemukan jaringan yang lebih keras di pinggirannya
Foto: Thinkstock
|
Pertanda kanker mulut selanjutnya adalah ditemukannya jaringan keras di sekitaran sariawan. Ini bisa ditemukan lewat palpasi (pemeriksaan dengan meraba)."Kalau kita lakukan pemeriksaan itu biasanya ada jaringan yang lebih keras di sekitarnya (sariawan)," tambah dr Febrina.
Lama-lama bikin susah bicara
Foto: thinkstock
|
Dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Dr drg Yuniardini Septorini Wimardhani, MScDent, pernah membagikan informasi mengenai tanda lain kanker mulut. Yakni sariawan yang makin lama makin mengganggu fungsi pengunyahan dan bicara."Perlu diwaspadai, kalau dia (sariawan) menetap dari awal lokasinya tidak pindah-pindah, tidak sembuh-sembuh dalam 3 minggu. Awalnya nggak sakit, lama-kelamaan bertambah besar, sakit dan dapat mengganggu fungsi pengunyahan atau bicara," kata drg Yuniardini.
Jika menemukan sariawan seperti ini, drg Yuniardini menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan. Meskipun tidak semua sariawan dengan tanda seperti itu merupakan gejala dari kanker rongga mulut.
Bukan cuma sariawan, salah satu pertanda kanker mulut adalah adanya lesi, seperti plak putih yang menempel pada rongga mulut. Bentuknya pun ada yang homogen (berwarna putih saja), namun ada yang bercampur misalnya dengan warna merah.
"Sebenarnya kalau kita melakukan pemeriksaan lebih detail, itu bisa dengan dibiopsi, kita bisa melihat selnya apakah sudah ada perubahan yang mengarah ke kanker. Prosesnya bisa berbeda-beda, tergantung faktor risiko. Berbeda-beda tiap orang. Ada yang berlansung lebih lama, tapi sebagian besar literatur dari evidence based ini bisa mengarah ke kanker rongga mulut," tutup drg Febrina.
Sariawan itu ditandai dengan adanya kawah atau cekungan yang bisa sembuh dalam sekitar 7-14 hari dan letaknya pindah-pindah tapi hanya terbatas di rongga mulut. Bisa di bibir bagian dalam, pipi bagian dalam, atau di langit-langit di belakang," jelas drg Febrina.
Tapi, bila sariawan menetap di sana selama lebih dari dua minggu dan hanya ada di satu titik, maka kamu wajib mewaspadai hal ini.
Sariawan dapat terjadi karena adanya trauma, misalnya gesekan pada karies gigi yang membuat lidah teriritasi dan luka. Nah, bedanya dengan pertanda sariawan biasa, luka pertanda kanker ini tidak kunjung sembuh dan rasa sakitnya tidak signifikan. Yang dimaksud signifikan adalah sariawan yang tidak terasa sakit meskipun ukurannya saja sudah lebih dari 1 cm.
"Yang kanker, bisa jadi lebih dari 1 cm tapi sakitnya biasa saja, tidak seperti yang biasa. Kadang kan kecil saja sudah sakitnya luar biasa."
Pertanda kanker mulut selanjutnya adalah ditemukannya jaringan keras di sekitaran sariawan. Ini bisa ditemukan lewat palpasi (pemeriksaan dengan meraba).
"Kalau kita lakukan pemeriksaan itu biasanya ada jaringan yang lebih keras di sekitarnya (sariawan)," tambah dr Febrina.
Dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Dr drg Yuniardini Septorini Wimardhani, MScDent, pernah membagikan informasi mengenai tanda lain kanker mulut. Yakni sariawan yang makin lama makin mengganggu fungsi pengunyahan dan bicara.
"Perlu diwaspadai, kalau dia (sariawan) menetap dari awal lokasinya tidak pindah-pindah, tidak sembuh-sembuh dalam 3 minggu. Awalnya nggak sakit, lama-kelamaan bertambah besar, sakit dan dapat mengganggu fungsi pengunyahan atau bicara," kata drg Yuniardini.
Jika menemukan sariawan seperti ini, drg Yuniardini menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan. Meskipun tidak semua sariawan dengan tanda seperti itu merupakan gejala dari kanker rongga mulut.
Bukan cuma sariawan, salah satu pertanda kanker mulut adalah adanya lesi, seperti plak putih yang menempel pada rongga mulut. Bentuknya pun ada yang homogen (berwarna putih saja), namun ada yang bercampur misalnya dengan warna merah.
"Sebenarnya kalau kita melakukan pemeriksaan lebih detail, itu bisa dengan dibiopsi, kita bisa melihat selnya apakah sudah ada perubahan yang mengarah ke kanker. Prosesnya bisa berbeda-beda, tergantung faktor risiko. Berbeda-beda tiap orang. Ada yang berlansung lebih lama, tapi sebagian besar literatur dari evidence based ini bisa mengarah ke kanker rongga mulut," tutup drg Febrina.
(ask/up)