Nadya Almira Jadi Korban Pelakor, Ini Saran Psikolog Soal Bermedsos

Nadya Almira Jadi Korban Pelakor, Ini Saran Psikolog Soal Bermedsos

Rosmha Widiyani - detikHealth
Sabtu, 13 Okt 2018 11:09 WIB
Nadya Almira Jadi Korban Pelakor, Ini Saran Psikolog Soal Bermedsos
Ilustrasi penggunaan media sosial. Foto: Thinkstock
Jakarta - Artis Nadya Almira masih jadi perbincangan warganet terkait kehidupan rumah tangganya. Nadya menuduh seorang wanita sebagai orang yang merebut suaminya, atau populer disebut perebut laki orang (pelakor). Nadya kebanjiran empati dari warganet yang mendoakannya selalu bahagia, meski suami telah memilih hidup dengan perempuan lain.

Jauh sebelum terjadi kasus serupa Nadya Almira, media sosial sebetulnya adalah ujian kesetiaan bagi pasangan.

Dikutip dari Psychology Today, pakar komunikasi Zack Carter dari Taylor University, Amerika Serikat, menyinggung bahaya media sosial bagi kehidupan rumah tangga. Beragam platform memungkinkan suami atau istri berkomunikasi dengan pihak ketiga tentang berbagai hal yang seharusnya bersifat pribadi. Komunikasi ini tak harus bersifat privat karena juga bisa terjadi terang-terangan, misal membandingkan pasangan atau mengunggah foto dan dokumen yang bukan konsumsi umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komunikasi lewat media sosial sebetulnya sangat berbahaya karena berlangsung tanpa timbal balik. Pesan berisiko tidak tertangkap sempurna, karena tidak ada ekspresi, tatapan mata, atau bahasa nonverbal lain yang menegaskan makna komunikasi. Unggahan gambar di media sosial bisa memancing rasa tertarik, hingga tanpa sadar membangun keterikatan dengan orang lain di luar pernikahan," ujar Carter.


Kendati berbahaya, media sosial tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini. Carter menyarankan pasangan yang telah menikah melaksanakan prinsip berikut di media sosial.

Pertama adalah tidak follow mantan, orang yang mungkin tertarik, atau menarik perhatian. Selanjutnya batasi durasi berselancar di media sosial hanya pada saat waktu bebas. Pembatasan untuk menekan risiko stalking, ngobrol, atau mengunggah berbagai hal yang berisiko mengganggu pernikahan.

Saran lainnya adalah bijak, rasional, dan berkepala dingin saat di media sosial. Pasangan tidak perlu terpancing obrolan yang membandingkan atau memicu keterikatan emosi dan seksual. Carter menekankan pentingnya kewaspadaan karena obrolan tersebut kerap terjadi tanpa sadar.

Carter juga kembali mengingatkan untuk tidak asal mengunggah dokumen perkawinan, perceraian, atau potongan percakapan yang seharusnya menjadi dokumen pribadi. Urusan rumah tangga sebaiknya diselesaikan secara privat, tanpa campur tangan pihak lain yang justru tak menyudahi masalah.

(Rosmha Widiyani/up)

Berita Terkait