Kemenkes Pastikan Wabah Polio di Papua Nugini Tak Meluas ke Papua

Kemenkes Pastikan Wabah Polio di Papua Nugini Tak Meluas ke Papua

Widiya Wiyanti - detikHealth
Senin, 22 Okt 2018 17:28 WIB
Kemenkes Pastikan Wabah Polio di Papua Nugini Tak Meluas ke Papua
Pemberian obat cacing untuk mencegah kaki gajah di Papua. Foto: detikHealth/Khadijah Nur Azizah
Jakarta - Wabah polio menyebar di Papua Nugini, hingga kini terhitung ada 20 kasus sejak bulan Juli lalu. Kementerian Kesehatan pun menaruh perhatian lebih pada lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, yaitu Kabupaten Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digoel, Merauke, dan Kota Jayapura.

Untuk memastikan bahwa wabah polio tidak menjalar ke tanah Papua, Kemenkes pun memberikan imunisasi polio dibarengi dengan imunisasi Measles dan Rubella (MR).

"Per 17 Oktober, Provinsi Papua itu sudah mencapai 63,45 persen provinsi," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono saat ditemui di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Senin (22/10/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kota Jayapura itu sudah mencapai 86,89 persen, di Keerom 111 persen, di Boven Digoel 96 persen, di Merauke 94 persen. Kecuali di Pegunungan Bintang itu baru mencapai 32,83 persen. Ini yang berbatasan langsung, bukan hanya berbatasan langsung mereka juga berinteraksi langsung," lanjutnya.



Berbarengan dengan mewabahnya polio di Papua Nugini, tim surveilans di sana menemukan adanya kasus tujuh anak yang mengalami acute flaccid paralysis (AFP), atau lumpuh layuh mendadak di Provinsi Papua, dua di antaranya ada di Merauke.

"Tapi AFP ini tidak karena polio. Karena AFP itu bisa terjadi karena penyakit yang lain, guillen berry, penyakit-penyakit lain. Tugasnya surveilans itu memastikan bahwa semua kejadian lumpuh layuh mendadak itu bukan karena polio. Itu yang kita pastikan," tegas Anung.

Selain itu, Kemenkes juga mengadakan hospital record review di rumah sakit daerah untuk memastikan diagnosis pada anak-anak yang mengalami lumpuh layuh mendadak. Dan tindakan lainnya, tim Kemenkes mengambil beberapa sampel di daerah perbatasan dengan Papua Nugini untuk diteliti apakah ada virus polio liar di sana.

"Sampel ini dianalisis oleh Badan Litbang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) untuk memastikan adanya polio liar nggak, virus polio liar di tempat di pinggir sungai, di mana yang bisa kita lakukan. Saya lupa 3 atau 7 sampel yang di daerah situ, tidak ditemukan polio liar yang mirip dengan di Papua Nugini. Atau ekstremnya tidak ditemukan polio liar," jelas Anung.

Hal ini dilakukan demi mengamankan Indonesia yang sebelumnya sudah mengeliminasi polio. Jika ditemukan kasus polio di Papua, Anung mengatakan bisa-bisa imunisasi polio dimulai lagi dari awal di seluruh Indonesia.



(wdw/up)

Berita Terkait