Masuk Musim Hujan, Waspada Perubahan Mood Berujung Depresi

Masuk Musim Hujan, Waspada Perubahan Mood Berujung Depresi

Rosmha Widiyani - detikHealth
Rabu, 24 Okt 2018 12:01 WIB
Masuk Musim Hujan, Waspada Perubahan Mood Berujung Depresi
Ilustrasi hujan. Foto: thinkstock
Jakarta - Bagi sebagian orang, pergantian musim atau musim pancaroba bisa memicu perubahan mood. Dikutip dari Mayo Clinic, kondisi ini ternyata salah satu bentuk depresi yang disebut Seasonal Affective Disorder (SAD).

Di negara empat musim, gejala SAD diawali saat musim gugur dan dingin ketika hari lebih pendek. SAD seperti menghisap seluruh energi, sehingga pasiennya mudah mengalami perubahan mood. SAD jarang terjadi saat musim semi dan panas, saat hari terasa lebih panjang.


Gejala SAD berbeda seiring perubahan musim. Winter depression ditunjukkan dengan kelebihan tidur, suka makanan berkarbohidrat tinggi, peningkatan berat badan, dan mudah lelah. Sedangkan gejala summer depression adalah sudah tidur, tidak doyan makan, mudah marah dan gelisah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SAD jangan diremehkan dengan menganggapnya sekadar winter blues, atau penyakit musiman. Depresi, sulit fokus, dan mudah menyerah bisa berakibat buruk bila didiamkan. Akibat paling buruk dari depresi adalah bunuh diri pasiennya.

Terapi sejak dini bisa mencegah SAD mengganggu kehidupan setiap hari. Dokter biasanya meresepkan obat, menerapkan stress management, dan light theraphy yang menggunakan warna tertentu untuk mempengaruhi struktur kimia otak.





Tonton juga 'Ini yang Harus Dilakukan Jika Orang Terdekat Alami Depresi':

[Gambas:Video 20detik]

(Rosmha Widiyani/fds)

Berita Terkait