Konsultan penyakit yang berjumlah 166 orang dari seluruh wilayah Inggris memberikan surat petisi karena mengklaim mereka bisa saja menjadi pengedar narkoba secara tidak sengaja.
Mereka mengkhawatirkan jika obat tersebut akan dieksploitasi dan ketika para pasien tidak mendapatkannya, mereka akan meminta ganja dari pengedar narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami prihatin bahwa demi kepentingan politik, pemberian resep ganja untuk menghilangkan rasa sakit dimandatkan. Pengobatan dengan ganja untuk nyeri kronis belum disertai dengan bukti dan mungkin terkait dengan bahaya yang signifikan," demikian isi surat tersebut yang ditandatangani oleh dr Rajesh Munglani, konsultan ahli nyeri di Cambridge dan London, dikutip dari DailyMail.
Para ahli memperingatkan tidak adanya cukup bukti bahwa ganja efektif dalam mengobati rasa sakit dan bisa saja memberikan pasien risiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan mental.
"Orang-orang telah datang dan berkata 'Saya tidak tertarik dengan obat lain, saya hanya ingin ganja', kami mungkin akhirnya menjadi pengedar narkoba," tutur dr Munglani.
Mereka khawatir, pasien akan menjadi kecanduan obat-obatan ganja karena dapat menyebabkan ketergantungan dan masalah dari penggunaan. Pemerintah dari Inggris kemudian memberikan pernyataan bahwa obat tersebut akan diberikan dengan tentunya dari resep dokter.
"Produk berbasis ganja untuk penggunaan obat hanya akan diresepkan oleh dokter spesialis ketika ada kebutuhan klinis yang tidak dapat dipenuhi oleh jenis obat lain," pungkasnya. (up/up)











































