Angka tersebut naik lima angka dari tahun lalu, dan tertinggi sejak 1986. Penyebabnya bermacam-macam, mulai masalah keluarga, kekhawatiran akan masa depan dan bullying. Akan tetapi pihak sekolah menyebut alasan dari 140 kematian di antaranya tidak diketahui karena mereka tak meninggalkan catatan.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kantor Kabinet Jepang di tahun 2015 meninjau data bunuh diri anak dari tahun 1972 hingga 2013, di mana tampak lonjakan selalu terjadi tiap semester kedua di tahun ajaran di tanggal 1 September.
Jepang menjadi salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di tahun 2015 namun sejak dilakukan tindak pencegahan, angka itu menurun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Secara keseluruhan, tingkat bunuh diri di Jepang turun menjadi 21 ribu kasus di 2017, di mana angka tersebut melorot dari 34.500 kasus di tahun 2003, walau memang angka bunuh diri anak masih relatif tinggi dan menjadi penyebab bunuh diri pertama pada anak muda di Jepang.
"Jumlah kasus bunuh diri siswa tetap tinggi, dan itu adalah masalah yang mengkhawatirkan yang harus diatasi," tutur Noriaki Kitazaki, seorang pegawai Kementerian Pendidikan Jepang, dikutip dari BBC.
Nyaris 800.000 orang di dunia meninggal akibat bunuh diri tiap tahunnya, yang berarti satu orang meninggal tiap 40 detik. Bunuh diri merupakan fenomena global yang faktanya 79 persen kasusnya terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah di tahun 2016 dan menjadi penyebab kematian pertama pada rentang usia 15-29 tahun secara global.