Selain Pasta Gigi, 'Alat Unik' Ini Juga Dipakai untuk Tes Kehamilan

Selain Pasta Gigi, 'Alat Unik' Ini Juga Dipakai untuk Tes Kehamilan

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Jumat, 09 Nov 2018 18:02 WIB
Selain Pasta Gigi, Alat Unik Ini Juga Dipakai untuk Tes Kehamilan
Ilustrasi tes kehamilan. Foto: iStock
Jakarta - Ramai beredar kabar bahwa pasta gigi dapat digunakan untuk mengetes kehamilan. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Budi Wiweko, SpOG(K), MPH menegaskan bahwa hal itu tidaklah benar.

"Hoax itu. Bagaimana bisa HCG (hormon chrorionic gonadotropin) dites pakai pasta gigi?" katanya kepada detikHealth, Jumat (9/11/2018).

Penggunaan pasta gigi sebagai alat tes kehamilan memang terdengar unik dan aneh, namun beberapa puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu, banyak alat-alat unik yang digunakan sebelum munculnya test pack. Seperti bawang hingga gula.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut alat-alat unik yang dipakai sebagai alat tes kehamilan:



Bawang bombay

Foto: iStock
Masyarakat Mesir dan Yunani kuno memiliki metode yang sama yakni menggunakan bawang bombay atau bawang putih. Para wanita pada zaman tersebut akan menaruh bawang bombay di dekat vagina atau seringnya di dalam vagina lalu membawanya tidur semalaman. Jika mereka bangun dan tak berbau mulut seperti bawang, maka dia tidak hamil, dan sebaliknya.

Dasar logika dan pikiran ini adalah minyak dari bawang bombay dan bawang putih sangat kuat sehingga jika seorang wanita tidak hamil, maka baunya akan mencapai saluran pernafasan mereka dan mengubah bau nafas mereka. Jika ia hamil, maka perjalanan bau minyak ini akan tertutup. Keakuratan metode ini masih diperdebatkan dan tak banyak yang masih melakukannya hingga kini.

Wine atau alkohol

Foto: thinkstock
Zaman dulu sains belum sangat dipahami seperti sekarang, sehingga banyak dokter dan peneliti yakin bahwa urine berperan besar dalam menentukan kesehatan seseorang namun mereka masih kekurangan analisis. Dan itu juga termasuk untuk menentukan apakah seorang wanita hamil atau tidak.

Peneliti pada zaman dulu akan mengambil segelas urine dari seorang wanita, beberapa kadang mencampurnya dengan anggur merah (wine) untuk memastikan apakah dia benar hamil lewat perubahan warna. Namun metode ini dinilai terlalu mentah dan sering tidak akurat.

Cairan pemutih

Foto: thinkstock
Tes kehamilan satu ini disebut sangat berbahaya. Mengetes kehamilan menggunakan cairan pemutih dilakukan beberapa wanita yang ingin dengan cepat mengetahui apakah dia hamil atau tidak tanpa membeli test pack.

Metode ini menggunakan urine dan mencampurnya dengan menggunakan cairan pemutih tanpa takaran. Lalu dari campuran ini dilihat, jika sangat berbusa maka artinya hamil, jika hanya sedikit atau tak berbusa sama sekali maka tidak hamil.

Akan tetapi sangat direkomendasikan oleh para ahli untuk tidak melakukan tes ini, karena akan menciptakan campuran kimia gas air mata yang cukup berbahaya dan bisa membuat seseorang sakit.

Katak

Foto: Dok. Internet
Metode ini menggunakan katak jantan sebagai alat tes. Hasil positif atau negatif ditentukan oleh ada atau tidaknya spermatozoa dalam urine sang katak yang sebelumnya disuntikkan urine dari wanita yang diperkirakan sedang hamil.

Tes ini pertama kali dilakukan oleh seorang kepala kedokteran internal di Argentina bernama Carlos Galli Mainini di tahun 1952, karena itu tes ini juga disebut Uji Galli Mainini. Sejak pertama kali diperkenalkan, tes ini dengan cepat mulai dipakai di seluruh dunia, karena itu murah, handal dan relatif cepat.

Namun tes ini dinilai membahayakan karena tak sedikit katak yang berujung mati usai disuntikkan urine tersebut.

Gula

Foto: thinkstock
Metode ini cukup terkenal dalam daftar tes-tes kehamilan rumahan yang disarankan. Walau terdengar sedikit aneh, namun tak membahayakan.

Tes kehamilan ini mengharuskanmu memakai beberapa sendok gula pasir dan menaruhnya dalan sebuah wadah, lalu isilah dengan urine yang keluar pertama kali di pagi hari. Mereka yang memercayai metode ini percaya bahwa hormon dalam urine wanita hamil dapat menyebabkan gula jadi bergumpal bukannya larut sehingga hasilnya akan 'positif'.

Tentu saja semua metode unik ini tidak dilatar belakangi oleh penelitian ilmiah tertentu, serta tak ada takaran dalam penggunaannya membuat metode metode ini sulit untuk dianggap serius. Walau memang tes kehamilan masa kini juga tidak 100 persen akurat, namun memang sebaiknya tidak hanya mengandalkan tes-tes seperti yang telah disebut untuk membuktikan bahwa seseorang hamil atau tidam, karena dibutuhkan pemeriksaan ke dokter lebih lanjut.
Halaman 2 dari 6
Masyarakat Mesir dan Yunani kuno memiliki metode yang sama yakni menggunakan bawang bombay atau bawang putih. Para wanita pada zaman tersebut akan menaruh bawang bombay di dekat vagina atau seringnya di dalam vagina lalu membawanya tidur semalaman. Jika mereka bangun dan tak berbau mulut seperti bawang, maka dia tidak hamil, dan sebaliknya.

Dasar logika dan pikiran ini adalah minyak dari bawang bombay dan bawang putih sangat kuat sehingga jika seorang wanita tidak hamil, maka baunya akan mencapai saluran pernafasan mereka dan mengubah bau nafas mereka. Jika ia hamil, maka perjalanan bau minyak ini akan tertutup. Keakuratan metode ini masih diperdebatkan dan tak banyak yang masih melakukannya hingga kini.

Zaman dulu sains belum sangat dipahami seperti sekarang, sehingga banyak dokter dan peneliti yakin bahwa urine berperan besar dalam menentukan kesehatan seseorang namun mereka masih kekurangan analisis. Dan itu juga termasuk untuk menentukan apakah seorang wanita hamil atau tidak.

Peneliti pada zaman dulu akan mengambil segelas urine dari seorang wanita, beberapa kadang mencampurnya dengan anggur merah (wine) untuk memastikan apakah dia benar hamil lewat perubahan warna. Namun metode ini dinilai terlalu mentah dan sering tidak akurat.

Tes kehamilan satu ini disebut sangat berbahaya. Mengetes kehamilan menggunakan cairan pemutih dilakukan beberapa wanita yang ingin dengan cepat mengetahui apakah dia hamil atau tidak tanpa membeli test pack.

Metode ini menggunakan urine dan mencampurnya dengan menggunakan cairan pemutih tanpa takaran. Lalu dari campuran ini dilihat, jika sangat berbusa maka artinya hamil, jika hanya sedikit atau tak berbusa sama sekali maka tidak hamil.

Akan tetapi sangat direkomendasikan oleh para ahli untuk tidak melakukan tes ini, karena akan menciptakan campuran kimia gas air mata yang cukup berbahaya dan bisa membuat seseorang sakit.

Metode ini menggunakan katak jantan sebagai alat tes. Hasil positif atau negatif ditentukan oleh ada atau tidaknya spermatozoa dalam urine sang katak yang sebelumnya disuntikkan urine dari wanita yang diperkirakan sedang hamil.

Tes ini pertama kali dilakukan oleh seorang kepala kedokteran internal di Argentina bernama Carlos Galli Mainini di tahun 1952, karena itu tes ini juga disebut Uji Galli Mainini. Sejak pertama kali diperkenalkan, tes ini dengan cepat mulai dipakai di seluruh dunia, karena itu murah, handal dan relatif cepat.

Namun tes ini dinilai membahayakan karena tak sedikit katak yang berujung mati usai disuntikkan urine tersebut.

Metode ini cukup terkenal dalam daftar tes-tes kehamilan rumahan yang disarankan. Walau terdengar sedikit aneh, namun tak membahayakan.

Tes kehamilan ini mengharuskanmu memakai beberapa sendok gula pasir dan menaruhnya dalan sebuah wadah, lalu isilah dengan urine yang keluar pertama kali di pagi hari. Mereka yang memercayai metode ini percaya bahwa hormon dalam urine wanita hamil dapat menyebabkan gula jadi bergumpal bukannya larut sehingga hasilnya akan 'positif'.

Tentu saja semua metode unik ini tidak dilatar belakangi oleh penelitian ilmiah tertentu, serta tak ada takaran dalam penggunaannya membuat metode metode ini sulit untuk dianggap serius. Walau memang tes kehamilan masa kini juga tidak 100 persen akurat, namun memang sebaiknya tidak hanya mengandalkan tes-tes seperti yang telah disebut untuk membuktikan bahwa seseorang hamil atau tidam, karena dibutuhkan pemeriksaan ke dokter lebih lanjut.

(frp/wdw)

Berita Terkait