Soal Kontroversi 'Cuci Otak', dr Terawan Tegaskan Tak Ada Masalah

Soal Kontroversi 'Cuci Otak', dr Terawan Tegaskan Tak Ada Masalah

Widiya Wiyanti - detikHealth
Senin, 12 Nov 2018 12:45 WIB
Soal Kontroversi Cuci Otak, dr Terawan Tegaskan Tak Ada Masalah
dr Terawan ditemui di ruang terapi 'cuci otak' (Foto: Widiya Wiyanti/detikHealth)
Jakarta - Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad atau yang biasa disapa dengan dokter Terawan membuat gebrakan dengan terapi kontroversial 'cuci otak'. Ia akan melakukan terapi dengan alat Digital Substraction Angiography (DSA) pada 1.000 warga negara Vietnam.

Mengenai kontroversi terapinya yang dipermasalahkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Terawan menegaskan bahwa memang tidak ada masalah dengan terapi DSA yang dilakukannya.

"Sampai sekarang belum ada keputusan dari PB IDI langsung. Tidak ada, ya memang tidak ada masalah sampai detik ini. Karena itu saya tidak membahasnya, tidak pernah memperbantah kata, biar saja jadi sebuah proses," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



dr Terawan pun mengatakan bahwa terapi DSA ini sudah sesuai standar pelayanan internasional yang sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat dunia. Ia menyebut masyarakat beberapa negara pernah menjalani pengobatan dengan terapi tersebut.

"Kalau perizinan apa yang harus diizinkan? Karena ini kan sudah standar pelayanan internasional," tutur dr Terawan.

"Cukup beliau-beliau menyaksikannya dan mendoakannya, agar ini berjalan dengan baik, bisa mendatangkan devisa yang baik buat negara kita. Otomatis putaran ekonomi masyarakat bisa berjalan," lanjutnya.

Program medical tourism dengan terapi DSA bagi 1.000 warga negara Vietnam pun disebut dr Terawan akan berjalan selama kurang lebih enam bulan. Duta Besar Vietnam, Pham Vinh Quan pun mengatakan senang bekerjasama dengan Indonesia di bidang medis.

"Program ini bisa lebih meningkatkan medical tourism. Juga agar para dokter bisa bekerjasama untuk meningkatkan dunia medis," katanya.

(wdw/up)

Berita Terkait