Sekretaris Umum IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Wilayah DKI Jakarta, Dr dr Dollar, SH, MH, MM yang turut menghadiri penandatanganan kerja sama dengan Vietnam mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan program medical tourism dengan menggunakan DSA yang akan dilakukan oleh dr Terawan tersebut.
"Sekarang kita pikir saja, kalau negara lain bilang aman, datang 1.000 orang, kenapa kita nggak? Iya kan, dari negara lain datang. Kalau nggak aman, mau nggak negara lain datang?" ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Dollar pun menyebut bahwa PB IDI hingga sekarang belum memberikan keputusan apapun mengenai terapi 'cuci otak' dr Terawan yang cukup kontroversi.
"Uji klinis kan dikatakan dr Terawan sambil berjalan, obat-obatnya kan sudah uji klinis. Tadi kan sudah dijelaskan sampai saat ini (dr Terawan) belum terima surat," imbuhnya.
dr Terawan pun mengatakan bahwa tidak ada upaya untuk meyakinkan PB IDI dan pihak lain yang meragukan terapi DSA ini. Biar waktulah yang akan meyakinkan mereka akan temuannya.
"Cukup beliau-beliau menyaksikannya dan mendoakannya, agar ini berjalan dengan baik bisa mendatangkan devisa yg baik buat negara kita. Otomatis putaran ekonomi masyarakat bisa berjalan," tutur dr Terawan.
Nantinya, program medical tourism pada 1.000 warga negara Vietnam ini akan dilakukan selama kurang lebih enam bulan dan dibantu oleh tujuh orang dokter di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.











































