Pneumonia merupakan kondisi di mana paru-paru mengalami infeksi yang menyebabkan peradangan. Alveoli atau kantung udara dalam paru-paru bisa berisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan batuk berdahak, demam, kedinginan dan susah bernapas.
Berdasarkan penyebabnya, ada lima tipe dari penyakit tersebut. Dirangkum dari WebMD, berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacterial Pneumonia
|
Foto: DW (Soft News)
|
Seseorang yang sistem imunnya lemah akan sangat rentan terkena pneumonia, dan juga para pengidap asma, emfisema atau penyakit jantung. Atau orang yang baru saja menjalani transplantasi organ, positif HIV, leukemia, limfoma, atau penyakit ginjal kronis juga memiliki risiko besar terkena penyakit ini.
Faktor risiko bacterial pneumonia antara lain berusia 65 tahun atau lebih, pemulihan dari operasi, tidak makan teratur dan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, merokok, terlalu banyak konsumsi alkohol dan memiliki viral pneumonia atau pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Gejala-gejala seperti batuk berdahak, demam lebih dari 40 derajat, napas cepat dan pendek-pendek, nyeri dada serta kelelahan dapat dikenali pada bacterial pneumonia atau pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Dokter biasanya akan meresepkan penggunaan antibiotik atau perawatan pernapasan jika kondisinya cukup parah.
Walking pneumonia
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Gejala yang umum dirasakan mirip seperti flu, yakni demam, batuk, sakit kepala dan kedinginan. Biasanya yang mengidap penyakit ini tak perlu dirawat di rumah sakit. Infeksi paru pada tipe pneumonia ini biasanya disebabkan oleh bakterium yang disebut Mycoplasma pneumoniae.
Tipe ini umum dialami oleh anak-anak, prajurit militer dan orang dewasa berusia di bawah 40 tahun. Kemudian orang-orang yang hidup dan bekerja di area ramai, misalnya sekolah, barak militer dan rumah sakit lebih rentan terpapar. Beberapa orang yang mengidapnya juga bisa mengalami infeksi telinga, anemia atau ruam di kulit.
Viral Pneumonia
|
Foto: DW (News)
|
Antiobiotik tidak dapat menyembuhkan tipe satu ini, karena hanya bekerja pada bakteri. Sehingga, penanganannya biasanya tergantung dari jenis gejala yang dimiliki. Misalnya, jika kamu juga mengalami asma atau emfisema, berarti yang perlu diberikan adalah penanganan pernapasan.
Perbanyak minum untuk mengurangi penumpukan dahak di dada. Serta untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam, biasanya dokter akan meresepkan acetaminophen atau non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) seperti ibuprofen. Terkadang obat antivirus dan obat pelega napas juga disarankan.
Fungal Pneumonia
|
Foto: Pradita Utama
|
Cara penularannya dengan menghirup partikel-partikel mungil yang disebut spora jamur. Orang-orang dengan pekerjaan seperti petani yang bekerja dalam lingkungan banyak burung, kelelawar atau tikus, tukang bangunan atau tukang kebun yang bekerja dengan tanah, anggota militer yang bekerja dengan banyak debu berisiko tinggi terkena penyakit ini.
Gejala dari fungal pneumonia tak jauh beda dengan tipe-tipe lainnya. Yang akan muncul lebih awal biasanya demam dan batuk-batuk.
Chemical Pneumonia
|
Foto: iStock
|
Beberapa kimiawi tersebut hanya merusak paru-paru, namun beberapa materi racun bisa merusak organ lain dan berujung kerusakan serius atau bahkan kematian. Penularan pada tipe ini terjadi saat seseorang menghirup sekresi oral atau isi perut ke dalam paru-paru, yang lalu menyebabkan peradangan akibat efek racun dari asam lambung dan enzim pada jaringan paru.
Gejala yang timbul bisa bermacam-macam dan banyak faktor yang dapat menentukan keparahannya. Misal, seseorang yang terpapar klorin di dalam kolam renang dalam jumlah besar bisa saja mengalami gejala batuk dan mata pedas. Yang lain terpapar zat kimia yang sama dalam ruangan kecil bisa saja meninggal akibat gagal pernapasan.
Halaman 2 dari 6











































