Fakta-fakta Masturbasi, Berapa Kali yang Normal dan Apa Efek Sampingnya?

Fakta-fakta Masturbasi, Berapa Kali yang Normal dan Apa Efek Sampingnya?

Rosmha Widiyani - detikHealth
Kamis, 15 Nov 2018 15:50 WIB
Fakta-fakta Masturbasi, Berapa Kali yang Normal dan Apa Efek Sampingnya?
Jakarta -

Masturbasi atau onani kerap diklaim baik untuk kesehatan karena bisa meredakan stres. Sebuah perusahaan di Inggris bahkan menyediakan hari libur bagi karyawannya supaya bisa masturbasi, sebelum kembali bekerja dengan kondisi lebih baik.

Masturbasi memang menjadi salah satu cara aman dan alami untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Namun manfaat masturbasi kerap dilebih-lebihkan, misal tak memiliki efek samping. Masturbasi tetap punya efek samping meski risikonya kecil. Berikut fakta lain seputar masturbasi dilansir dari Web MD.

Manfaat masturbasi tidak sama dengan hubungan seks

Foto: thinkstock
Klaim ini berasal dari tidak ada pelaku masturbasi yang mengidap penyakit menular seksual atau hamil. Masturbasi punya efek samping meski sangat rendah.

Köhler mengatakan, terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan iritas kulit. Bagian yang tertekuk paksa saat ereksi bisa mengalami kerusakan yang disebut fraktur penis. Kerusakan ini terjadi pada bagian yang terisi penuh darah.

"Penis yang mengalami fraktur menjadi bengkak dan keunguan seperti terong. Pria yang mengalami fraktur penis harus menjalani operasi," kata Köhler.

Masturbasi tidak bebas efek samping

Foto: ilustrasi/thinkstock
Seksolog dan penyuluh seputar seks Logan Levkoff mengatakan, tidak ada jumlah masturbasi per hari yang terkategori normal. Hal ini bergantung pada gaya hidup dan aktivitas seksual tiap individu.

Masturbasi, gaya hidup dan aktivitas seksual sehat akan memberi dampak positif. Namun hal ini berbalik jika masturbasi terjadi berulang kali, hingga memengaruhi aktivitas seksual dengan pasangan. Sama seperti perilaku lain, masturbasi berulang kali bisa mengganggu aktivitas setiap hari.

Tidak ada jumlah ideal masturbasi per hari

Foto: Istock
Levkoff mengatakan, masturbasi tidak menandakan adanya masalah di pasangan tersebut. Kebanyakan pria mengalami masturbasi dengan atau tanpa masalah dengan pasangannya.

Menurut Levkoff, masturbasi tidak sekadar memenuhi kebutuhan seksual. Kegiatan ini bisa meredakan stres, mencegah sulit tidur, dan menyiapkan tubuh sebelum bekerja.

Masturbasi tidak mencerminkan hubungan dengan pasangan

Foto: Istock
Menurut Levkoff, masturbasi membantu pria dan wanita mengetahui kebutuhannya selama berhubungan seksual. Hasilnya pria dan wanita bisa sama-sama merasa puas.

Terapis seks Ian Kerner kembali menekankan masturbasi adalah aktivitas yang sehat. Dia justru mengkhawatirkan pria yang berhenti masturbasi. Menurutnya, berhenti masturbasi meningkatkan risiko mengalami kegelisahan dan gangguan jantung.

Masturbasi membantu memenuhi kepuasan seksual

Foto: Istock
Menurut Levkoff, masturbasi membantu pria dan wanita mengetahui kebutuhannya selama berhubungan seksual. Hasilnya pria dan wanita bisa sama-sama merasa puas.

Terapis seks Ian Kerner kembali menekankan masturbasi adalah aktivitas yang sehat. Dia justru mengkhawatirkan pria yang berhenti masturbasi. Menurutnya, berhenti masturbasi meningkatkan risiko mengalami kegelisahan dan gangguan jantung.

Halaman 2 dari 6
Klaim ini berasal dari tidak ada pelaku masturbasi yang mengidap penyakit menular seksual atau hamil. Masturbasi punya efek samping meski sangat rendah.

Köhler mengatakan, terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan iritas kulit. Bagian yang tertekuk paksa saat ereksi bisa mengalami kerusakan yang disebut fraktur penis. Kerusakan ini terjadi pada bagian yang terisi penuh darah.

"Penis yang mengalami fraktur menjadi bengkak dan keunguan seperti terong. Pria yang mengalami fraktur penis harus menjalani operasi," kata Köhler.

Seksolog dan penyuluh seputar seks Logan Levkoff mengatakan, tidak ada jumlah masturbasi per hari yang terkategori normal. Hal ini bergantung pada gaya hidup dan aktivitas seksual tiap individu.

Masturbasi, gaya hidup dan aktivitas seksual sehat akan memberi dampak positif. Namun hal ini berbalik jika masturbasi terjadi berulang kali, hingga memengaruhi aktivitas seksual dengan pasangan. Sama seperti perilaku lain, masturbasi berulang kali bisa mengganggu aktivitas setiap hari.

Levkoff mengatakan, masturbasi tidak menandakan adanya masalah di pasangan tersebut. Kebanyakan pria mengalami masturbasi dengan atau tanpa masalah dengan pasangannya.

Menurut Levkoff, masturbasi tidak sekadar memenuhi kebutuhan seksual. Kegiatan ini bisa meredakan stres, mencegah sulit tidur, dan menyiapkan tubuh sebelum bekerja.

Menurut Levkoff, masturbasi membantu pria dan wanita mengetahui kebutuhannya selama berhubungan seksual. Hasilnya pria dan wanita bisa sama-sama merasa puas.

Terapis seks Ian Kerner kembali menekankan masturbasi adalah aktivitas yang sehat. Dia justru mengkhawatirkan pria yang berhenti masturbasi. Menurutnya, berhenti masturbasi meningkatkan risiko mengalami kegelisahan dan gangguan jantung.

Menurut Levkoff, masturbasi membantu pria dan wanita mengetahui kebutuhannya selama berhubungan seksual. Hasilnya pria dan wanita bisa sama-sama merasa puas.

Terapis seks Ian Kerner kembali menekankan masturbasi adalah aktivitas yang sehat. Dia justru mengkhawatirkan pria yang berhenti masturbasi. Menurutnya, berhenti masturbasi meningkatkan risiko mengalami kegelisahan dan gangguan jantung.

(Rosmha Widiyani/fds)

Berita Terkait