Banyak pengecer yang menggunakan trik psikologi untuk memanipulasi ruang belanja agar membujuk pelanggan melakukan pembelian. Seringkali, sebagai pelanggan tidak sadar dan abai terhadap hal ini.
"Sungguh menarik melihat hal ini terkadang tidak disadari. Banyak dari ini adalah petunjuk periferal," kata Eric Spangenberg, profesor dan dekan di The Paul Merage School of Business, University of California, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana toko dapat memainkan peran besar dalam membujuk orang untuk membeli lebih banyak dan masuk ke toko untuk memamerkan semangat belanja. Bukan hanya offline, toko online pun punya trik yang hampir sama.
"Jika kamu masuk ke dalam toko, kamu akan mendengar musik yang menyenangkan, wewangian, dan semua barang terlihat berwarna dan dekoratif. Untuk online, kamu memang tidak akan mencium wangi apapun tapi pasti akan melihat warna yang lebih cerah, gambar yang bagus dan rekomendasi barang bermunculan," tutur Khalfani-Cox, CEO dan founder dari Ask The Money Coach.
Saat pesta belanja dimulai, berikut beberapa permainan pikiran yang biasanya digunakan oleh perusahaan untuk menarik minat pelanggan agar membeli lebih banyak barang.
Aroma memikat dari toko
|
Foto: Foodbeast
|
"Ada aroma khusus dan jenis musik yang disukai pada waktu-waktu tertentu. Jika aromanya terlalu rumit atau tidak selaras, pembeli tidak akan mendatangi toko," ujar Spangenberd.
Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Marketing tahun 2015, beberapa konsumen cenderung membeli lebih banyak ketika mereka berada dalam lingkungan yang beraroma hangat seperti vanila atau kayu manis daripada aroma pepermin atau kayu putih.
Tempo musik yang dimainkan
|
Foto: Getty Images
|
"Perilaku belanja secara langsung dipengaruhi oleh tempo. Jadi makin baik tempo musik, kecenderungan belanja akan lebih besar," tambahnya.
Barang yang dijual paketan
|
Foto: Getty Images
|
"Kami menemukan jika retailer menjual barang sebagai bagian dari satu set, maka orang akan merasakan 'efek ketidaklengkapan'. Seperti ada yang kurang jika tidak membeli seluruh item dalam satu paket tersebut," katanya.
Tampilan produk yang memperdaya
|
Foto: Maikel Jefriando
|
"Teknik framing secara mental akan memberimu kerangka berpikir yang secara tidak sadar membuatmu mengeluarkan uang lebih banyak," tutur Khalfani.
Rekomendasi barang saat belanja online
|
Foto: GettyImages
|
"Retailer bisa menjadi stalker. Kamu akan sering mendapatkan email dengan pengingat 'lupa sesuatu?' atau 'masih menginginkan ini?' untuk mendorong kembali ke website dan menyelesaikan pembelian. Ini sangat efektif terutama jika pengecer menawarkan diskon terbatas," kata Beth Kobliner, penulis dari CNNMoney.
Saran yang diberikan oleh para ahli yakni abaikan pesan tersebut dan tanyakan pada diri sendiri mengenai barang yang akan dibeli. Ambil waktu luang untuk berfikir apakah barang tersebut sangat dibutuhkan atau tidak.











































