7 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Wanita Susah Hamil

7 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Wanita Susah Hamil

Yoga Radyan Nalendra - detikHealth
Rabu, 28 Nov 2018 19:01 WIB
7 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Wanita Susah Hamil
Bisa hamil dan memiliki anak sehat jadi dambaan banyak wanita. (Foto: thinkstock)
Jakarta - Di dunia ini tak ada wanita yang ingin mengalami kondisi infertil alias tidak bisa punya anak. Dan kalaupun mengalaminya, belum tentu tahu apa penyebab sesungguhnya.

Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita susah hamil. Mulai dari sumbatan pada saluran telur, hingga gaya hidup yang tidak sehat.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui di Rumah Sakit Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (28/11/2018), pakar kesuburan dr med Ferdhy Suryadi Suwandinata, SpOG (K-FER) memaparkan hal-hal yang bisa menyebabkan seorang wanita susah punya anak. Berikut di antaranya.

Sumbatan pada saluran telur

Foto: ilustrasi/thinkstock
"Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma," ujarnya.

Endometriosis

Foto: ilustrasi/thinkstock
"Sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya," ujar konsultan obsteri dan ginekologi dengan subspesialisasi fertilitas ini.

Kelainan lendir leher rahim

Foto: thinkstock
"Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma. Lalu terlalu asam, yang dapat mematikan sperma," katanya.

Faktor berat badan tidak seimbang

Foto: thinkstock
"Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17 persen dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22 persen di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon esterogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan," ujarnya.

Faktor usia

Foto: Istock
"Begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40 sampai 45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-lama akan habis saat menopouse," tuturnya.

Gaya hidup yang penuh stres

Foto: thinkstock
"Gaya hidup juga memegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni kisaran 15 sampai 20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini juga rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak maupun tekanan bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri," ujarnya.

Kelainan rahim

Foto: Thinkstock
"Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip. Peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan dan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya," pungkas dr Ferdhy.
Halaman 2 dari 8
"Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma," ujarnya.

"Sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya," ujar konsultan obsteri dan ginekologi dengan subspesialisasi fertilitas ini.

"Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma. Lalu terlalu asam, yang dapat mematikan sperma," katanya.

"Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17 persen dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22 persen di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon esterogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan," ujarnya.

"Begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40 sampai 45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-lama akan habis saat menopouse," tuturnya.

"Gaya hidup juga memegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni kisaran 15 sampai 20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini juga rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak maupun tekanan bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri," ujarnya.

"Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip. Peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan dan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya," pungkas dr Ferdhy.

(up/up)

Berita Terkait