Menurut keterangan polisi, sikap dan prestasi Yusuf selama menjalani studi di Fakultas Hukum Unair biasa-biasa saja. Kasus Yusuf, mungkin mirip dengan survei yang pernah dilakukan penyedia mainan seks online Lovehoney di Inggris.
Survei yang dipublikasikan di situs askmen tersebut menyatakan, salah satu konsumen terbesar produk sex toys adalah mahasiswa Cambridge dan Oxford. Mahasiswa di dua universitas bergengsi tersebut bisa menghabiskan dana hingga Rp 500 ribu untuk sebuah sex toys. Menurut salah satu perwakilan Lovehoney, hal ini mungkin terkait dengan keinginan konsumen untuk menerapkan hubungan seks yang beda dari kebiasaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang dengan IQ tinggi sebetulnya punya hasrat seks yang sama dengan yang lain. Namun mereka telah memperkirakan risiko jika sampai mengutarakan keinginannya pada pasangan. Mereka tidak mau mengambil risiko ini sehingga memilih tetap sendiri, bsersikap biasa saja, atau sex toys bagi yang sudah dewasa," kata Chandra dikutip dari Psychology Today.
Namun patut jadi catatan, orang dengan IQ tinggi tidak memilih video porno sebagai pemuas hasrat seksual. Dikutip dari situs The Atlantic, menonton video atau materi porno lainnya berisiko menimbulkan ketergantungan. Paparan image porno dalam waktu singkat menganggu kerja otak untuk mengingat dan fokus pada berbagai hal di sekitarnya. Materi porno juga menurunkan kemampuan otak untuk berpikir logis menghadapi kondisi tertentu.
Tonton juga ' Anak Ketahuan Nonton Film Porno? Ini Cara Menyikapinya ':












































