Mengapa orang-orang bisa setega dan seberingas itu hingga mengakibatkan nyawa seseorang melayang? Menurut psikolog sosial dari Ikatan Psikolog Sosial Wahyu Cahyono, S.Psi, M.Si, karena adanya rasa anonimitas, menganggap tidak bertanggung jawab secara individu.
"Bisa saja menjadi semakin beringas atau di luar batas karena seseorang yang berada di dalam kerumunan cenderung akan merasa anonim dan tanggung jawab individu beralih ke kelompok. Toh semua orang melakukan," ujarnya kepada detikHealth, Selasa (18/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu mengatakan bahwa provokasi membangkitkan rasa marah yang dalam hal ini dianggap sebagai ancaman yang perlu segera direspon. Berbeda jika dalam kondisi normal, seseorang akan cenderung melihat terlebih dahulu konteksnya dan mencari informasi lebih jauh.
"Namun ketika diprovokasi terlebih itu di dalam massa atau kerumunan, proses psikologisnya akan lain. Jika ada satu orang saja yang mulai mengejar atau memukul, maka serentak dalam hitungan detik akan diikuti oleh yang lain," tambahnya.
Khaidir diketahui menggedor pintu rumah YDS di dekat masjid, menurut YDS itu adalah sebuah ancaman. YDS pun pergi ke masjid dan bertemu dengan RDN, marbut masjid. RDN lalu menggunakan pengeras suara bicara seolah-olah ada maling di masjid.
"Hadirnya korban direspons warga dengan provokasi alat pengeras suara dan menimbulkan hadirnya massa dan melampiaskannya dengan melakukan kekerasan dan penganiayaan bersama-sama," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga seperti dikutip dari detikNews.
(wdw/fds)











































