"Para istri jangan senang dulu jika suaminya banjir air mani. Bisa saja dalam air mani tidak terdapat atau hanya ditemukan sedikit sperma. Padahal yang menentukan kesuburan pria adalah jumlah dan muti sperma bukan air mani. Kondisi sperma tidak bisa dilihat dengan mata telanjang," kata dokter ahli kandungan dan kehamilan dr Beelonie, BmedSc, SpOG (K) dalam acara Overview dan Outlook Penanganan Gangguan Kesuburan di Indonesia, Selasa (18/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sperma yang sehat punya organ lengkap yang terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Panjang sperma mencapai 40 mikron atau 0,04 milimeter dengan ukuran kepala tidak terlalu kecil. Beelonie menjelaskan, ukuran kepala yang terlalu kecil mengindikasikan sperma mengalami DNA Fragmentation Index (DFI). Sekitar 30 persen sperma yang dihasilkan pria diperkirakan mengalami DFI, yang menekan risiko hamil atau keberhasilan bayi tabung.
Gerakan sperma yang sehat juga aktif dengan ekor yang berputar sangat cepat. Putaran ekor yang disebut flagel ini memberikan dorongan bagi sperma untuk terus berenang dengan kecepatan 75 sentimeter per jam. Sperma mampu melewati vagina, leher rahim, hingga bertemu sel telur di saluran pembuahan. Sperma kemudian membuahi ovum yang kemudian berkembang menjadi calon janin.











































