Hal-hal Tak Biasa yang Bisa Sebabkan Batuk Tanpa Henti (2)

Hal-hal Tak Biasa yang Bisa Sebabkan Batuk Tanpa Henti (2)

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Senin, 31 Des 2018 12:59 WIB
Hal-hal Tak Biasa yang Bisa Sebabkan Batuk Tanpa Henti (2)
Ilustrasi batuk. Foto: shutterstock
Jakarta - Batuk merupakan refleks alamiah untuk membersihkan tenggorokan dari lendir, dahak, atau benda asing. Secara umum, mengalami batuk kurang dari tiga minggu merupakan batuk akut, dan jika lebih dari delapan minggu disebut batuk kronis.

Batuk yang tak kunjung sembuh setelah beberapa minggu bisa menjadi serius. Walau memang biasanya kita mengenali penyebabnya seperti demam, infeksi virus, atau flu, namun juga ada hal-hal tak biasa yang bisa menyebabkan kita batuk tanpa henti, seperti berikut ini:

Kanker paru atau tiroid

Foto: ilustrasi/thinkstock
Tipe kanker paru yang paling umum adalah non-small cell lung cancer (NSCLC), sekitar 80-85 persen dari keseluruhan kasus kanker paru-paru. Tumor bisa terbentuk di bagian luar paru-paru atau (adenocarcinomas) di saluran pernapasan (squamous cell carcinoma).

Gejala yang timbul biasanya diremehkan, seperti batuk yang tak kunjung sembuh, batuk berdarah, nyeri dada saat menghirup napas dalam-dalam, saat tertawa atau batuk, suara serak, sesak napas, mengi, lemah dan lesu, serta hilang nafsu makan dan berat badan.

Tak hanya kanker paru, batuk juga bisa disebabkan oleh kanker tiroid. Kanker yang menyerang kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher ini mengganggu produksi hormon yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh dan berat badan.

Selain batuk yang tak kunjung sembuh, kanker tiroid juga bisa dikenali lewat gejala bengkak yang bisa dirasakan di leher, perubahan suara, susah menelan, dan nyeri di leher dan kerongkongan.

Pulmonary fibrosis

Foto: Thinkstock
Pulmonary fibrosis merupakan kondisi yang menyebabkan paru-paru memiliki luka berparut dan kaku, sehingga menyulitkan pengidapnya untuk bernapas. Para peneliti memercayai zat kimiawi tertentu, merokok dan infeksi serta genetik dan sistem imun tubuh berperan besar dalam menyebabkan penyakit ini.

Gejalanya meliputi batuk kering kronis, lemah-lesu, kuku clubbing (menekuk ke dalam), turun berat badan dan rasa tidak nyaman di dada. Umumnya penyakit ini diidap oleh orang lanjut usia, maka dari itu kadang gejala awalanya salah dikira efek usia.

Aorta dissection (robekan aorta)

Foto: thinkstock
Aorta merupakan pembuluh arteri besar yang membawa darah keluar dari jantung. Jika ada robekan di aorta, berarti darah akan bocor ke luar pembuluh dan menyebabkan perpecahan antara lapisan dalam dan tengah aorta, yang kemudian bisa menimbulkan komplikasi fatal, seperti kerusakan arteri yang robek atau darah menumpuk di area sekitar jantung atau paru-paru.

Gejala penyakit ini cukup sulit untuk dibedakan dari kondisi jantung lainnya, misal serangan jantung. Nyeri dada dan nyeri di punggung atas sering jadi gejalanya. Batuk, susah bernapas, berkeringan, lemah atau lumpuh di satu sisi tubuh, susah berbicara dan linglung bisa menjadi gejala berikutnya.

Scleroderma

Foto: iStock
Scleroderma merupakan penyakit kulit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan termasuk penyakit autoimun. Disebabkan oleh sistem imun yang menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak kolagen protein sehingga membuatnya lebih tebal dan kencang, lalu luka-luka dapat terbentuk di paru-paru dan jantung.

Selanjutnya, pembuluh darah akan menebal dan tidak bekerja sebagaimana mestinya, dan menimbulkan kerusakan jaringan dan tekanan darah tinggi. Ada dua tipe scleroderma yakni localized dan systemic.

Systemic dapat melibatkan banyak bagian atau sistem tubuh. Bagian tubuh paling umum terserang adalah tangan dan wajah. Gejala lain meliputi jemari yang berubah warna jadi merah, putih atau biru, sariawan di ujung jari, batuk dan sesak napas, bengkak, mulut dan mata yang kering, diare dan nyeri sendi.

Encephalitis

Foto: thinkstock
Merupakan kondisi di mana terjadinya peradangan pada otak yang disebabkan umumnya oleh infeksi virus. Dengan gejala awal seperti flu yang kemudian berkembang menjadi linglung, kejang atau masalah dengan gerakan.

Penyakit ini bisa membahayakan nyawa jika tak segera ditangani. Lemah otot, masalah dengan bicara atau pendengaran, hilang kesadaran, nyeri sendi, serta batuk-batuk.

Halaman 2 dari 6
Tipe kanker paru yang paling umum adalah non-small cell lung cancer (NSCLC), sekitar 80-85 persen dari keseluruhan kasus kanker paru-paru. Tumor bisa terbentuk di bagian luar paru-paru atau (adenocarcinomas) di saluran pernapasan (squamous cell carcinoma).

Gejala yang timbul biasanya diremehkan, seperti batuk yang tak kunjung sembuh, batuk berdarah, nyeri dada saat menghirup napas dalam-dalam, saat tertawa atau batuk, suara serak, sesak napas, mengi, lemah dan lesu, serta hilang nafsu makan dan berat badan.

Tak hanya kanker paru, batuk juga bisa disebabkan oleh kanker tiroid. Kanker yang menyerang kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher ini mengganggu produksi hormon yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh dan berat badan.

Selain batuk yang tak kunjung sembuh, kanker tiroid juga bisa dikenali lewat gejala bengkak yang bisa dirasakan di leher, perubahan suara, susah menelan, dan nyeri di leher dan kerongkongan.

Pulmonary fibrosis merupakan kondisi yang menyebabkan paru-paru memiliki luka berparut dan kaku, sehingga menyulitkan pengidapnya untuk bernapas. Para peneliti memercayai zat kimiawi tertentu, merokok dan infeksi serta genetik dan sistem imun tubuh berperan besar dalam menyebabkan penyakit ini.

Gejalanya meliputi batuk kering kronis, lemah-lesu, kuku clubbing (menekuk ke dalam), turun berat badan dan rasa tidak nyaman di dada. Umumnya penyakit ini diidap oleh orang lanjut usia, maka dari itu kadang gejala awalanya salah dikira efek usia.

Aorta merupakan pembuluh arteri besar yang membawa darah keluar dari jantung. Jika ada robekan di aorta, berarti darah akan bocor ke luar pembuluh dan menyebabkan perpecahan antara lapisan dalam dan tengah aorta, yang kemudian bisa menimbulkan komplikasi fatal, seperti kerusakan arteri yang robek atau darah menumpuk di area sekitar jantung atau paru-paru.

Gejala penyakit ini cukup sulit untuk dibedakan dari kondisi jantung lainnya, misal serangan jantung. Nyeri dada dan nyeri di punggung atas sering jadi gejalanya. Batuk, susah bernapas, berkeringan, lemah atau lumpuh di satu sisi tubuh, susah berbicara dan linglung bisa menjadi gejala berikutnya.

Scleroderma merupakan penyakit kulit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan termasuk penyakit autoimun. Disebabkan oleh sistem imun yang menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak kolagen protein sehingga membuatnya lebih tebal dan kencang, lalu luka-luka dapat terbentuk di paru-paru dan jantung.

Selanjutnya, pembuluh darah akan menebal dan tidak bekerja sebagaimana mestinya, dan menimbulkan kerusakan jaringan dan tekanan darah tinggi. Ada dua tipe scleroderma yakni localized dan systemic.

Systemic dapat melibatkan banyak bagian atau sistem tubuh. Bagian tubuh paling umum terserang adalah tangan dan wajah. Gejala lain meliputi jemari yang berubah warna jadi merah, putih atau biru, sariawan di ujung jari, batuk dan sesak napas, bengkak, mulut dan mata yang kering, diare dan nyeri sendi.

Merupakan kondisi di mana terjadinya peradangan pada otak yang disebabkan umumnya oleh infeksi virus. Dengan gejala awal seperti flu yang kemudian berkembang menjadi linglung, kejang atau masalah dengan gerakan.

Penyakit ini bisa membahayakan nyawa jika tak segera ditangani. Lemah otot, masalah dengan bicara atau pendengaran, hilang kesadaran, nyeri sendi, serta batuk-batuk.

(frp/up)

Berita Terkait