Fakta Unik Seputar 'Diphallia', Penyebab Pria Punya Penis Dua

Fakta Unik Seputar 'Diphallia', Penyebab Pria Punya Penis Dua

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Selasa, 08 Jan 2019 16:36 WIB
Fakta Unik Seputar Diphallia, Penyebab Pria Punya Penis Dua
Kondisi Diphallia, pria dengan dua penis. Foto: Aisyah/detikHealth
Jakarta - Kisah viral beberapa tahun yang lalu datang dari Double D**k Dude atau DDD, yang menceritakan tentang dua penis yang ia miliki. Cerita itu ramai setelah dipublikasikan di sebuah forum.

"Prostat saya mendapat stimulasi dari kedua penis dan menciptakan banyak cairan mani, jadi ketika aku ejakulasi, itu harus diperas setiap beberapa hari untuk mengeluarkan semua kelebihannya, kalau tidak terasa kembung dan menyakitkan," kisahnya dikutip dari Unilad.

Kondisi seperti itu memang ada di dunia nyata. Ini dikenal dengan istilah 'Diphallia', kelainan perkembangan langka di mana seorang pria dilahirkan dengan dua penis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Health Line, ini dia fakta-fakta seputar 'Diphallia'.

Apa penyebabnya?

Foto: Aisyah/detikHealth
Diphallia adalah kondisi genetik yang membuat seseorang terlahir dengan dua penis. Kondisi langka ini pertama kali ditulis dalam sebuah laporan dokter Swiss Johannes Jacob Wecker ketika ia menemukan mayat yang menunjukkan kondisi serupa pada 1609.

Diperkirakan, hanya ada 1 dari setiap 5-6 juta bayi laki-laki yang mengidap kondisi tersebut. Fakta menunjukkan, hanya sekitar 100 kasus yang telah dicatat selama lebih dari 400 tahun terakhir sejak pertama kali diakui secara medis.

Kondisi memiliki dua penis sebenarnya tidak berbahaya. Namun, diphallia dikaitkan dengan banyak kondisi lain yang menyebabkan masalah medis. Orang dengan diphallia sering mengalami cacat bawaan lainnya, termasuk masalah pencernaan dan saluran kemih.

Faktor risiko diphillia

Foto: Aisyah/detikHealth

Diphallia adalah kondisi genetik bawaan, yang berarti disebabkan oleh faktor keturunan yang di luar kendali seseorang. Tidak ada faktor tunggal yang diketahui yang berperan dalam perkembangan bayi laki-laki dengan kondisi ini.

Untuk upaya pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil pun belum diketahui secara pasti. Dokter dan ilmuwan belum bisa menjawab pertanyaan ini.

Bisa sih dibuang...

Foto: Aisyah/detikHealth
Tapi harus diketahui bahwa orang yang lahir dengan kondisi tersebut tetap bisa hidup dengan normal dan menyenangkan. Berkonsultasi dengan dokter dapat menjadi jalan untuk mendapatkan kehidupan yang baik.

Pembuangan salah satu penis bisa saja dilakukan melalui intervensi bedah. Pembedahan biasanya melibatkan pemotongan lingga ekstra dan uretra-nya. Akan tetapi operasi tidak selalu dibutuhkan untuk kasus ini. Ada juga yang menolak untuk menjalani operasi karena sudah nyaman dengan kondisi tersebut.

"Di masa mudaku, pernah (terpikir untuk operasi). Sekarang, ogah deh," kata DDD dikutip dari Rolling Stone.
Halaman 2 dari 4
Diphallia adalah kondisi genetik yang membuat seseorang terlahir dengan dua penis. Kondisi langka ini pertama kali ditulis dalam sebuah laporan dokter Swiss Johannes Jacob Wecker ketika ia menemukan mayat yang menunjukkan kondisi serupa pada 1609.

Diperkirakan, hanya ada 1 dari setiap 5-6 juta bayi laki-laki yang mengidap kondisi tersebut. Fakta menunjukkan, hanya sekitar 100 kasus yang telah dicatat selama lebih dari 400 tahun terakhir sejak pertama kali diakui secara medis.

Kondisi memiliki dua penis sebenarnya tidak berbahaya. Namun, diphallia dikaitkan dengan banyak kondisi lain yang menyebabkan masalah medis. Orang dengan diphallia sering mengalami cacat bawaan lainnya, termasuk masalah pencernaan dan saluran kemih.

Diphallia adalah kondisi genetik bawaan, yang berarti disebabkan oleh faktor keturunan yang di luar kendali seseorang. Tidak ada faktor tunggal yang diketahui yang berperan dalam perkembangan bayi laki-laki dengan kondisi ini.

Untuk upaya pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil pun belum diketahui secara pasti. Dokter dan ilmuwan belum bisa menjawab pertanyaan ini.

Tapi harus diketahui bahwa orang yang lahir dengan kondisi tersebut tetap bisa hidup dengan normal dan menyenangkan. Berkonsultasi dengan dokter dapat menjadi jalan untuk mendapatkan kehidupan yang baik.

Pembuangan salah satu penis bisa saja dilakukan melalui intervensi bedah. Pembedahan biasanya melibatkan pemotongan lingga ekstra dan uretra-nya. Akan tetapi operasi tidak selalu dibutuhkan untuk kasus ini. Ada juga yang menolak untuk menjalani operasi karena sudah nyaman dengan kondisi tersebut.

"Di masa mudaku, pernah (terpikir untuk operasi). Sekarang, ogah deh," kata DDD dikutip dari Rolling Stone.

(ask/up)

Berita Terkait