"Prostat saya mendapat stimulasi dari kedua penis dan menciptakan banyak cairan mani, jadi ketika aku ejakulasi, itu harus diperas setiap beberapa hari untuk mengeluarkan semua kelebihannya, kalau tidak terasa kembung dan menyakitkan," kisahnya dikutip dari Unilad.
Kondisi seperti itu memang ada di dunia nyata. Ini dikenal dengan istilah 'Diphallia', kelainan perkembangan langka di mana seorang pria dilahirkan dengan dua penis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cerita Pria 'Diphallia' yang Punya Dua Penis |
Apa penyebabnya?
|
Foto: Aisyah/detikHealth
|
Diperkirakan, hanya ada 1 dari setiap 5-6 juta bayi laki-laki yang mengidap kondisi tersebut. Fakta menunjukkan, hanya sekitar 100 kasus yang telah dicatat selama lebih dari 400 tahun terakhir sejak pertama kali diakui secara medis.
Kondisi memiliki dua penis sebenarnya tidak berbahaya. Namun, diphallia dikaitkan dengan banyak kondisi lain yang menyebabkan masalah medis. Orang dengan diphallia sering mengalami cacat bawaan lainnya, termasuk masalah pencernaan dan saluran kemih.
Faktor risiko diphillia
|
Foto: Aisyah/detikHealth
|
Diphallia adalah kondisi genetik bawaan, yang berarti disebabkan oleh faktor keturunan yang di luar kendali seseorang. Tidak ada faktor tunggal yang diketahui yang berperan dalam perkembangan bayi laki-laki dengan kondisi ini.
Untuk upaya pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil pun belum diketahui secara pasti. Dokter dan ilmuwan belum bisa menjawab pertanyaan ini.
Bisa sih dibuang...
|
Foto: Aisyah/detikHealth
|
Pembuangan salah satu penis bisa saja dilakukan melalui intervensi bedah. Pembedahan biasanya melibatkan pemotongan lingga ekstra dan uretra-nya. Akan tetapi operasi tidak selalu dibutuhkan untuk kasus ini. Ada juga yang menolak untuk menjalani operasi karena sudah nyaman dengan kondisi tersebut.
"Di masa mudaku, pernah (terpikir untuk operasi). Sekarang, ogah deh," kata DDD dikutip dari Rolling Stone.
Halaman 2 dari 4











































