"Kami sudah menyelam selama 7 hari. Kami menyelam di kedalaman 35 meter. Kami meneruskan kegiatan penyelaman di tempat kemarin itu secara circle, mutar di titik kemarin itu. Mungkin jarak sekitar 4-5 meter itu kan dari titik yang ditemukan itu. Kami menemukan kaya serpihan gitu kami ambil, ternyata dapat CVR itu," ujar Serda Satria di KRI Spica, perairan Karawang, Senin (14/1/2019) dikutip dari detiNews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendidikan dan pelatihan ini dibutuhkan, karena risiko makin besar seiring kedalaman menyelam. Risiko pertama adalah terjadinya dekompresi akibat naik terlalu cepat dari kedalaman. Dekompresi adalah nitrogen yang terjebak hingga mengganggu fungsi tubuh dan keselamatan penyelam. Risiko lain adalah nitrogen narcosis akibat tingginya kandungan nitrogen dalam tubuh. Nitrogen narcosis menyebabkan pusing, disorientasi, sensasi kesemutan di ujung jari, dan munculnya efek seperti melihat terowongan.
Pelatihan memungkinkan penyelam bisa lekas beradaptasi serta tidak terlalu cepat turun atau naik ke permukaan. Penyelam juga bisa mengatur kecukupan oksigen selama di dalam air, hingga tidak panik atau segera naik karena khawatir kehabisan napas. Pelatihan menekan risiko selama menyelam di laut dalam yang akan mempengaruhi keselamatan penyelam.











































