5 Alasan Masih Jomblo Menurut Psikiater, Kamu yang Mana?

5 Alasan Masih Jomblo Menurut Psikiater, Kamu yang Mana?

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Rabu, 23 Jan 2019 20:00 WIB
5 Alasan Masih Jomblo Menurut Psikiater, Kamu yang Mana?
Kamu jomblo? Foto: Thinkstock
Jakarta - Jomblo, single, atau malah jones (jomblo ngenes), mungkin jadi salah satu panggilan yang akrab denganmu. Coba colek temanmu yang sering meledek kamu dengan sebutan ini atau justru teman yang menyandang panggilan menyebalkan tersebut.

Sebenarnya ada banyak hal yang melatarbelakangi seseorang memutuskan untuk tetap jomblo, atau sudah usaha tapi kok kayaknya tetap jomblo juga ya? Dr Amir Levine, psikiater berbasis New York dan salah satu penulis dari 'Attached: The New Science of Adult Attachment' membeberkan beberapa alasan seseorang tetap sendiri, seperti ditulis CBS News.

Kalau kamu, alasannya yang nomor berapa nih?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kamu memang terlalu sulit 'dijangkau'

Foto: Istock
Kamu merasa sudah seharusnya jual mahal ketika seseorang mendekatimu, kamu menolak ajakan makan malam dengan seorang pria yang sudah lama kamu taksir dan beralasan sibuk. Padahal, dengan begini bisa jadi membuat kamu jadi sulit menemukan lawan jenis yang cocok denganmu.

Ini seperti memberi kesan bahwa kamu merasa tidak nyaman didekati dengannya. Jadi jangan heran kalau misalnya si dia malah jadi pergi menjauh dan mendekati yang lainnya.

Takut pada pandangan yang ada di masyarakat

Foto: Istock
Kepercayaan bahwa pria takut komitmen dan wanita selalu manja adalah belum tentu benar. Ketika bicara soal hubungan, ada tiga kategori dasar. Pertama, orang-orang yang 'merasa aman' dengan bersikap hangat dan penuh kasih serta merasa nyaman dengan keintiman. Kedua, ialah orang yang 'cemas' mencari kedekatan tetapi khawatir cinta mereka tidak akan dibalas. Terakhir, orang-orang yang 'menghindar' dari keintiman serta lebih menghargai kemandirian. Penelitian menunjukkan kebanyakan orang "aman."

"Kebanyakan pria dan wanita benar-benar menginginkan hubungan yang dekat dan berkomitmen dan tidak akan bertindak terlalu membutuhkan atau mencoba untuk mendorongmu menjauh," ujar Dr Levine.

Mantan oh mantan

Foto: thinkstock
Mengidealkan mantan membuatmu sulit untuk menemukan pasangan baru, percaya.

Biasanya, ini adalah masalah yang kerap dilanda orang yang 'menghindar' atau tidak nyaman dengan keintiman. Mereka akan mendorong pasangan mereka menjauh. Tetapi begitu hubungan berakhir, cinta mereka muncul kembali dan mereka meyakinkan diri mereka bahwa hubungan yang gagal itu sebenarnya menyenangkan. Kemudian mereka membandingkan setiap orang baru yang mereka temui dengan mantan mereka yang 'ideal' itu.

Kamukah orangnya?

Foto: ilustrasi/thinkstock
Mungkin kamu memiliki pasangan atau hubungan yang ideal dalam pikiran dan bertekad untuk menemukan hal yang seperti itu. Misalnya, pria yang humoris tapi juga pintar, penggemar buku-buku yang jadi favoritmu juga, serta jago menghitung sempoa sambil main harpa.

Adakah orang seperti itu? Mungkin ada, tapi kamu bisa saja membutuhkan waktu yang lama untukk menemukannya. Dr Levine merekomendasikan untuk mengubah pola pikirmu. Biarkan seseorang yang kamu rasa baik untuk mendekatimu. Biasanya rasa spesial akan muncul seiring berjalannya waktu.

Kamu takut bergantung

Foto: Thinkstock
Beberapa orang menghindari hubungan karena mereka khawatir mereka akan bergantung pada pasangannya. Mereka pikir orang harus mempertahankan independensi mereka dengan cara apapun. Namun, Dr Levine mengatakan hubungan seperti ini tidaklah mungkin.

"Kita semua terprogram untuk menjadi tergantung," katanya. "Kuncinya adalah menemukan orang yang tepat untuk diandalkan."

Halaman 2 dari 6
Kamu merasa sudah seharusnya jual mahal ketika seseorang mendekatimu, kamu menolak ajakan makan malam dengan seorang pria yang sudah lama kamu taksir dan beralasan sibuk. Padahal, dengan begini bisa jadi membuat kamu jadi sulit menemukan lawan jenis yang cocok denganmu.

Ini seperti memberi kesan bahwa kamu merasa tidak nyaman didekati dengannya. Jadi jangan heran kalau misalnya si dia malah jadi pergi menjauh dan mendekati yang lainnya.

Kepercayaan bahwa pria takut komitmen dan wanita selalu manja adalah belum tentu benar. Ketika bicara soal hubungan, ada tiga kategori dasar. Pertama, orang-orang yang 'merasa aman' dengan bersikap hangat dan penuh kasih serta merasa nyaman dengan keintiman. Kedua, ialah orang yang 'cemas' mencari kedekatan tetapi khawatir cinta mereka tidak akan dibalas. Terakhir, orang-orang yang 'menghindar' dari keintiman serta lebih menghargai kemandirian. Penelitian menunjukkan kebanyakan orang "aman."

"Kebanyakan pria dan wanita benar-benar menginginkan hubungan yang dekat dan berkomitmen dan tidak akan bertindak terlalu membutuhkan atau mencoba untuk mendorongmu menjauh," ujar Dr Levine.

Mengidealkan mantan membuatmu sulit untuk menemukan pasangan baru, percaya.

Biasanya, ini adalah masalah yang kerap dilanda orang yang 'menghindar' atau tidak nyaman dengan keintiman. Mereka akan mendorong pasangan mereka menjauh. Tetapi begitu hubungan berakhir, cinta mereka muncul kembali dan mereka meyakinkan diri mereka bahwa hubungan yang gagal itu sebenarnya menyenangkan. Kemudian mereka membandingkan setiap orang baru yang mereka temui dengan mantan mereka yang 'ideal' itu.

Mungkin kamu memiliki pasangan atau hubungan yang ideal dalam pikiran dan bertekad untuk menemukan hal yang seperti itu. Misalnya, pria yang humoris tapi juga pintar, penggemar buku-buku yang jadi favoritmu juga, serta jago menghitung sempoa sambil main harpa.

Adakah orang seperti itu? Mungkin ada, tapi kamu bisa saja membutuhkan waktu yang lama untukk menemukannya. Dr Levine merekomendasikan untuk mengubah pola pikirmu. Biarkan seseorang yang kamu rasa baik untuk mendekatimu. Biasanya rasa spesial akan muncul seiring berjalannya waktu.

Beberapa orang menghindari hubungan karena mereka khawatir mereka akan bergantung pada pasangannya. Mereka pikir orang harus mempertahankan independensi mereka dengan cara apapun. Namun, Dr Levine mengatakan hubungan seperti ini tidaklah mungkin.

"Kita semua terprogram untuk menjadi tergantung," katanya. "Kuncinya adalah menemukan orang yang tepat untuk diandalkan."

(ask/up)

Berita Terkait