"Food diary akan membantu diagnosa alergi atau maldigestif. Reaksi alergi akan muncul tiap kali makan hidangan tertentu, terlepas dari kondisi tubuh dan lingkungan saat itu. Sedangkan reaksi maldigestif bergantung pada keadaan tubuh dan lingkungan misal stres, perubahan cuaca, atau penurunan kondisi tubuh," kata dokter keluarga praktisi kedokteran fungsional, dr Novi Arifiani, MKK, Dipl, ABRAAM, dari Komunitas Autoimun Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, reaksi yang diakibatkan maldigestif tak perlu menghindari makanan tertentu. Menurut dr Novi, reaksi bisa ditekan dengan mengintervensi penyebab maldigestif. Misal meredakan stres, mengonsumsi probiotik, memperbaiki pola makan, atau minum yoghurt untuk menyeimbangkan flora dalam saluran pencernaan.
Bagi masyarakat awam, penting untuk mengetahui reaksi tubuhnya adalah alergi atau maldigestif. Pengetahuan memungkinkan tindak pencegahan dengan tidak makan asupan pencetus alergi. Kondisi Indonesia berbeda dengan negara maju yang lebih siap menghadapi reaksi alergi salah satunya shock anafilatik. Menurut dr Novi berbagai restoran di negara maju telah menyiapkan suntikan epinefrin, untuk mengatasi reaksi penurunan tekanan darah dan tertutupnya saluran napas pada pengunjung yang ternyata mengalami alergi.











































