Baik pasien Berlin dan London diketahui sembuh HIV setelah menjalani transplantasi sumsum tulang justru untuk mengobati penyakit kanker darah. Keduanya menerima donor yang memiliki mutasi genetik langka bernama CCR5-delta 32.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Protein CCR5 yang normal dibutuhkan HIV untuk bisa masuk ke dalam sel sistem imun dan berkembang. Tanpa CCR5 maka HIV akan kesulitan untuk menginfeksi tubuh.
Upaya memanfaatkan mutasi CCR5 ini jadi pendorong peneliti He Jiankui melakukan eksperimen kontroversial menciptakan bayi rekayasa genetik. Pada akhir 2018 lalu He mengumumkan kalau eksperimennya membuahkan dua bayi kembar yang diberi nama Lulu dan Nana.
"Saya masih kesal tentang bayi rekayasa genetik itu. Eksperimen itu adalah cara sinis untuk mengambil buah paling rendah dari teknologi rekayasa genetik, membuat lompatan besar merekayasa embrio dengan mutasi yang sama sekali tidak perlu," komentar ahli HIV Paula Cannon dari University of Southern California seperti dikutip dari Wired, Jumat (8/2/2019).
Pada kasus pasien Berlin dan London mereka sembuh karena diberikan sumsum tulang dari donor yang secara alami memiliki mutasi tersebut. Sementara itu untuk Lulu dan Nana mereka dari awal dibuat kebal dengan risiko mengubah genetik manusia permanen.
Sekarang peneliti di dunia masih mencari cara bagaimana caranya memanfaatkan mutasi CCR5 dengan baik.











































