Dikutip dari Mayo Clinic, parkinson merupakan kelainan sistem saraf progresif yang mempengaruhi gerakan tubuh. Gejala yang muncul biasanya adalah tremor, kekakuan tubuh, dan gerakan yang lambat, serta biasanya mempengaruhi kelancaran berbicara.
David mengetahui bahwa penyakit yang diidapnya tidak bisa disembuhkan, ia pun sempat putus harapan. Ia tak sanggup berjalan dan hanya berada di kursi roda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun teman-teman dan keluarganya tidak bisa membiarkan David terus-menerus berdiam diri. Mereka pun mengajaknya untuk melakukan hobi yang sangat ia rindukan, yaitu menembak.
Saat menembak, ada hal unik yang terjadi pada diri David. Getaran tangan pria asal Georgia, Amerika Serikat itu tidak berkurang drastis saat memegang pistol dan menembakkan peluru. Pada saat David menarik pelatuknya, tangannya stabil dan terkunci.
Jika ia menembakkan pistol dengan tangan kanannya yang dominan, maka kiri terus bergetar sementara yang kanan tetap stabil.
"Awalnya saya ragu, tapi saya kembali. Saya menang!" tegas David.
Karena kemampuannya seperti itu, David pun menggabungkan latihan menembak dengan latihan ketangkasan untuk mengurangi gejala parkinsonnya. Terapi menembak pun menjadi hal yang disarankan untuk dokter untuk meningkatkan fungsi tubuhnya.
Menembak menjadi gerakan yang mendorong kontrol motorik yang lebih baik dan neuroplastisitas yang lebih baik. Neuroplastisitas mengacu pada kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru dan jalur saraf.
Koneksi otak menjadi rusak dan melemah pada orang dengan penyakit Parkinson karena mereka kehilangan banyak neurotransmitter yang disebut dopamin yang memungkinkan bagian-bagian otak yang mengontrol tindakan kognitif dan otomatis, masing-masing, untuk berbicara satu sama lain.
Untuk melatih kembali diri mereka melakukan hal-hal seperti berjalan, pasien Parkinson mendapat manfaat dari olahraga berorientasi pada fokus mengendalikan gerakan mereka sendiri, seperti menembak.











































