Beruntung, teknologi memungkinkan berbagai kelainan tersebut untuk terdeteksi sejak dalam kandungan. Salah satunya dengan Non Invasive Prenatal Testing (NIPT), teknologi yang belakangan banyak dimanfaatkan karena akurasinya cukup memuaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Down syndrome
Down Syndrome adalah kelainan genetik saat bayi dalam kandungan memiliki kelebihan kromosom. Penyandang down syndrome memiliki 47 kromosom, bukan 46 yang berasal dari sepasang orangtua. Menurut dr Dennis, hampir 50 persen uji NIPT ingin mengetahui peluang bayi yang lahir mengalami down syndrome.
2. Klinefelter syndrome
Kelainan genetik ini terjadi pada laki-laki yang disebabkan kelebihan kromosom X. Laki-laki penyandang sindrom klinefelter memiliki kromosom seks XXY bukan XY seperti laki-laki umumnya. Laki-laki dengan klinefelter mengalami infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan fisik misal payudara yang membesar.
3. Thalasemia
Pemeriksaan thalasemia biasanya dilakukan dengan permintaan pasien yang biasanya memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarganya. Thalasemia adalah penyakit kelainan darah akibat faktor genetika yang menyebabkan protein dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi normal. Penderita thalasemia memiliki kadar hemoglobin yang rendah sehingga tingkat oksigen dalam tubuh penderita thalasemia juga tidak tinggi.











































