"Saat berbuka dianjurkan makan sebanyak 50 persen dari kebutuhan makan sehari. Hal ini bisa dimulai dengan minuman yang manis untuk meningkatkan kadar gula darah dengan segera setelah 13-14 jam berpuasa," katanya.
Hal itu disampaikan dr Susetyowati kepada wartawan di Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatam (FKKMK) UGM Yogyakarta, Selasa (7/5/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab jenis makanan tersebut dapat menimbulkan gangguan lambung yang sebelumnya kosong. Lalu setelah magrib diupayakan makan besar dalam satu porsi piring terdiri dari 2/3 karbohidrat, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayuran, dan 1/3 buah-buahan.
Selanjutnya setelah tarawih diupayakan makan sebanyak 10 persen dari kebutuhan makan sehari. Kemudian pada saat sahur makan sebanyak 40 persen dari kebutuhan makan sehari. Pola makan saat sahur diupayakan sama seperti saat berbuka puasa.
"Sebaiknya jangan (makan) makanan rendah serat seperti mi karena mudah tercerna sehingga cepat lapar. Selain itu hindari juga makanan asin karena akan mudah menimbulkan rasa haus," ucap Sekretaris Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini.
Untuk menjaga kondisi tubuh agar tak kekurangan cairan, lanjutnya, masyarakat bisa meminum air putih delapan gelas sehari. Pola minum tersebut diatur dengan 2 gelas saat berbuka puasa, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur.
"Sebaiknya hindari minuman berkafein, soda, teh, kopi karena minuman tersebut sifatnya diuretik yang dapat meningkatkan produksi urine sehingga menaikkan frekuensi buang air kecil," tuturnya.
dr Susetyowati juga menyarankan masyarakat yang berpuasa untuk mengkonsumsi makanan yang kaya mineral untuk menjaga cairan dalam tubuh. Makanan seperti kurma, semangka dinilai membantu tubuh tetap terhidrasi.











































