Nah terkait hal tersebut sekelompok peneliti di China berencana menerapkan teknik serupa kali ini untuk mengobati kecanduan narkoba metamfetamin dan opioid. Bila berhasil artinya masalah kecanduan pada seseorang dapat diatasi hanya dengan menekan tombol.
Penelitian serupa sebetulnya sudah beberapa kali diusahakan oleh peneliti Eropa namun terbentur masalah kompleks etika, sosial, dan sains. Oleh sebab itu China dengan aturan kerasnya memerangi narkoba bisa muncul sebagai pusat penelitian semacam ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mesin ini rasanya seperti sihir. Dokter bisa mengaturnya untuk membuat bahagia dan kamu akan merasa bahagia, dokter mengaturnya untuk membuat sedih dan kamu akan merasa sedih," ungkap salah satu pasien yang terlibat dalam eksperimen seperti dikutip dari ABC, Rabu (8/5/2019).
Menurut laporan eksperimen dilakukan di Rumah Sakit (RS) Ruijin daerah Shanghai. Risikonya bila operasi gagal mulai dari perdarahan, kejang-kejang, infeksi, hingga perubahan perilaku.
Beberapa peneliti mengkritik eksperimen menganggap kalau ini tidak memandang faktor biologis, sosial, dan psikologis dalam masalah adiksi narkoba.
"Sebagai dokter, kami selalu harus memikirkan pasien. Mereka manusia. Kamu tidak bisa bilang 'oh kita tidak bisa membantu, kita tidak tahu ada terapi yang bisa menolong kamu,'" pungkas dr Sun Bomin, direktur departemen bedah saraf di RS Ruijin.











































