Wanita asal Essex, Inggris, ini sejak masih kecil memang diketahui memiliki kebiasaan tidur berjalan. Semakin bertambah usia kebiasaan Kelly semakin parah namun waktu itu dokter menyebutnya hanya sebagai gejala stres dan kelelahan.
"Sampai saya hamil 20 minggu, saya overdosis dalam tidur," kenang Kelly seperti dikutip dari Fox News, Kamis (16/5/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khawatir karena kondisinya semakin bertambah parah hingga membahayakan keluarga, Kelly berulang mencari bantuan dokter hingga akhirnya ia didiagnosa dengan dua kondisi. Kondisi pertama adalah sleep apnea di mana pasien bisa berhenti napas tiba-tiba dalam tidur dan kondisi kedua adalah parasomnia.
Menurut National Sleep Foundation parasomnia adalah hal-hal abnormal yang bisa dilakukan seseorang dalam kondisi tidur. Beberapa contohnya mulai dari tidur berjalan, mengamuk, makan, hingga bercinta.
"Seringnya parasomnia ini terjadi dalam keluarga sehingga mungkin ada faktor genetik dalam banyak kasus... Parasomnias juga dapat dipicu oleh gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea dan beberapa obat tertentu," tulis Carlos H. Schenck peneliti dari Minnesota Regional Sleep Disorders Center.
Pada kasus Kelly sendiri ia akhirnya diberi terapi tidur dengan mesin Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Tujuannya agar Kelly bisa tidur tanpa terganggu aliran udara terputus.
"Pertama kali memakai mesin CPAP saya merasa cukup istirahat kembali energik setelah bertahun-tahun," pungkasnya.
Simak Juga 'Catat! Tidur Setelah Sahur Itu Bahaya Lho':
(fds/up)











































