"Sepertinya itu di Rumah Aspirasi. Saya nggak lihat langsung karena saya nggak ikut masuk ke dalam. Kalau saya lihat di video tersebut, anak itu tidak diinfus, tapi diberi bantuan oksigen. Malam itu memang saya lihat banyak korban dan banyak tabung oksigen," ujarnya seperti dikutip dari detikcom pada Jumat (24/5/2019).
Menurut Habiburokhman tabung oksigen beserta selangnya memang sudah banyak disiapkan untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban kerusuhan 22 Mei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari National Heart, Lung, and Blood Institute, terapi oksigen diberikan untuk membantu tingkatkan kadar oksigan dalam darah. Biasanya hal ini dilakukan ketika seseorang memiliki kondisi yang membuat tingkat oksigen dalam darahnya terlalu rendah.
"Kadar oksigen yang terlalu rendah bisa membuat kamu merasa sesak bernapas, lelah, kebingungan dan bisa merusak badan," tulis National Heart, Lung, and Blood Institute.
"Efek sampingnya kamu mungkin bisa mengalami hidung terasa kering atau mimisan, kelelahan dan sakit kepala di pagi hari. Tapi secara umum terapi oksigen aman dilakukan," lanjutnya.
Dalam situasi kerusuhan 22 mei lalu paparan terhadap gas air mata bisa jadi salah satu penyebab seseorang kesulitan bernapas. Alasannya karena gas air mata bekerja dengan cara menyebabkan iritasi pada saluran napas.











































