Dilaporkan sang anak mulai menunjukkan gejala gerakan tubuh spontan sejak usia 3 tahun. Kala itu getaran atau gerakan tubuh spontannya hanya berlangsung selama beberapa detik hingga hitungan menit.
Menginjak usia 11 tahun gerakan tubuh spontan sang anak semakin parah bisa terjadi sampai 30 kali dalam sehari selama beberapa menit. Hal ini membuatnya kesulitan untuk berjalan, mengikuti kelas, hingga bermain naik sepeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pada akhirnya tim dokter peneliti dari Hopitaux de Paris mencoba meresepkan kopi pada sang anak. Harapannya kandungan kafein dapat menekan enzim yang bertanggung jawab terhadap kontraksi otot sehingga meredakan getaran tubuh.
Hasilnya satu cangkir kopi espresso ternyata bisa menahan getaran tubuh sang anak selama tujuh jam sementara dua cangkir kopi mampu menghilangkan gejala seharian.
Ketika orang tua tidak sengaja memberi kopi tanpa kafein, getaran tubuh sang anak kembali. Gejala mereda lagi setelah anak diberikan kopi berkafein.
"Kami menafsirkan peristiwa ini sebagai eksperimen kebetulan, nyata, double-blind," tulis peneliti seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (12/6/2019).
"Melihat petunjuk rasional yang kuat dan pengalaman dengan pasien, kami percaya kafein mungkin bisa jadi terapi efektif untuk pasien lain dengan ADCY5-related dyskinesia dan dianjurkan dicoba untuk semuanya," lanjut peneliti.











































