Sebagai upaya menghalau debu, masyarakat sering terlihat menggunakan masker hijau atau masker 'ojol'. Sayangnya, spesialis paru dari Omni Hospital Pulomas, dr Frans Abednego Barus, SpP, menyebut pemakaian masker kadang tidak sesuai sehingga tak mempan halau debu.
"Pakainya salah. Maskernya harus menutupi hidung dan mulut. Kadang-kadang maskernya hanya menutupi di bawah hidung. Ya nggak ada gunanya," katanya kepada detikHealth, Kamis (27/6/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya gini kalau kamu sedang flu, kamu pakai masker sehingga orang lain tidak tertular. Bukan kamu dilindungi dari partikel luar. Kamu memproteksi orang dengan mengisolasi dirimu dengan masker itu hingga orang lain aman," jelas dr Frans.
"Karena saringan udara masker hijau itu nggak cukup kecil. Partikel debu masih lewat," tambahnya.
Ia menyarankan jika ingin terlindungi dari paparan polusi dan debu, baiknya menggunakan masker tipe N95. Hanya saja kekurangannya yakni jika dipakai membuat napas terasa sesak. dr Frans pun menyebut penggunaan masker lain seperti masker 'ojol' sebenarnya tidak berguna.
"Penggunaannya tidak berguna apalagi saputangan. Mending nggak usah dipakai karena tidak memberi manfaat secara bermakna," pungkasnya.
(kna/up)











































