Lokasi Poskesdes ini berada di tengah permukiman warga. Bangunannya terdiri dari satu lantai dan memiliki sekitar 6 ruangan. Pantauan detikcom, spanduk tentang penyakit difteri yang sudah usang. Cat di dinding Puskesdes itu pun sudah mengelupas.
Salah satu perawat, Vidia Wati (35) mengatakan mayoritas masyarakat Pulau Rinca yang di rawat mengalami sakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) juga dermatitis. Selain itu di Poskesdes ini juga telah melayani proses kelahiran anak-anak di Rinca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini jika ada pasien yang membutuhkan penanganan khusus, Vidia mengaku merujuknya ke rumah sakit di Labuan Bajo. Meski biaya pengobatan ditanggung pemerintah, masyarakat masih kesulitan untuk menanggung biaya akomodasi selama menjalani perawatan.
"Kalau di sini masyarakatnya susah dirujuk ke Labuan Bajo pertama karena biaya biar mereka punya kartu tapi untuk makan hidup di atas tidak ada," tuturnya.
Vidia mengatakan jumlah tenaga kesehatan di Pulau Rinca tergolong cukup, yakni 2 perawat dan 2 bidan. Vidia sendiri mengaku seminggu sekali pulang ke Labuan Bajo untuk menengok anak dan suaminya itu.
"Suplai obat cukup, hanya kurang air bersih harapannya ada bantuan supaya warga bisa mengakses air bersih," harap ibu satu anak ini.
(kna/kna)











































