Terang saja cerita yang sulit dipastikan kebenarannya ini jadi pergunjingan. Tidak hanya secara etika sulit untuk bisa diterima, tetapi secara ilmiah juga cenderung tidak masuk akal.
dr Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) menjelaskan ada dua metode mengatasi hipotermia yang disarankan. Pertama adalah active warming dengan mengaplikasikan sumber panas eksternal, dan yang kedua adalah passive warming dengan selimut tebal.
"Kalau hipoterminya ringan sampai sedang itu dengan cara pasive warming disuruh minum hangat, pakaian lembab atau basah diganti yang kering, kemudian diselimutin," jelasnya.
Lalu bagaimana dengan pertolongan skin to skin seperti banyak dibahas di internet? Menurut dr Wisnu, cara tersebut tidak sembarangan dilakukan. Apalagi sampai bersetubuh, jelas menyesatkan.
"Kalau skin to skin dengan luas permukaan kulit yang sama, penolong bisa ikut hipotermi. Memang panasnya dia mengalir tapi dingin juga akan ikut mengalir. Itu enggak boleh. Penolong tidak boleh jadi korban berikutnya," tegas dr Wisnu.
Simak Video "Simak! Pertolongan Pertama jika Digigit Ular Berbisa"
[Gambas:Video 20detik]
(up/wdw)