Di usia yang terbilang muda, anak-anak ini mendapat beban psikologis dari stigma dan diskriminasi masyarakat. Sementara di sisi lain, mereka terus bergelut dengan kondisi kesehatannya.
Dalam acara ini, sekitar 50 ADHIV akan didampingi untuk bermain mulai dari melukis hingga bermain layangan. Natasya Sitorus, Manager Advokasi Lentera Anak Pelangi yang menaungi sejumlah ADHIV mengatakan, kegiatan ini memberikan dukungan psikologis yang besar untuk anak-anak asuh mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini senada dengan yang dikatakan pengurus Yayasan Tegak Tegar, Veronica Juwaryanti. Ia berharap agar kegiatan seperti ini sering-sering dilakukan.
"Kegiatan bermain bersama ADHIV ini jika dilakukan secara masif lama-lama akan mengikis stigma dan diskriminasi dari masyarakat," kata Yanti, demikian sapaannya.
Stigma negatif dan diskriminasi dapat terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai HIV dalam masyarakat. Dibutuhkan edukasi yang menyeluruh dan intensif bahwa anak dengan HIV juga sama seperti anak lainnya.
(up/up)











































