Rabu, 07 Agu 2019 12:43 WIB
Susah Membedakan Ganjil-Genap? Bisa Jadi Mengidap Diskalkulia

Jakarta - Bagi kebanyakan warga DKI Jakarta, persoalan ganjil-genap mungkin hanya soal pilih-pilih tanggal yang sesuai. Tapi bagi pengidap diskalkulia, sekadar membedakan angka ganjil dan genap mungkin jadi masalah tersendiri.
Kerap dikaitkan dengan disleksia, gangguan tumbuh kembang diskalkulia kerap juga disebut sebagai buta angka atau number blindness. Pengidapnya memiliki kesulitan mengenali angka maupun mengoperasikan fungsi-fungsi matematika yang simpel sekalipun.
Dikutip dari WebMD, kesulitan yang kerap dikaitkan dengan diskalkulia antara lain meliputi:
- Membaca jam dan mengenali waktu
- Mengingat angka, harga, dan nomor telepon
- Mengaitkan angka (1) dengan kata terkait (satu)
- Menjalankan operasi matematika
- Memahami grafik dan bagan.
Penyebab pasti diskalkulia tidak diketahui. Namun seperti dikutip dari dyslexic.com, diyakini pertumbuhan abnormal pada bagian otak yang berhubungan dengan konsep matematis, turut berkontribusi.
Diyakini pula, faktor genetik juga bisa berpengaruh. Demikian juga faktor lingkungan, seperti konsumsi alkohol semasa hamil, serta kelahiran prematur.
Seperti halnya disleksia, diskalkulia tidak serta-merta berhubungan dengan intelejensi yang rendah. Gangguan ini semata-mata cuma kesulitan pada salah satu fungsi otak. Pengidapnya tetap bisa punya kemampuan komunikasi yang bagus.
Simak Video "Baru! Peneliti Melihat Ada Kemungkinan Virus Corona Serang Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(up/fds)
Kerap dikaitkan dengan disleksia, gangguan tumbuh kembang diskalkulia kerap juga disebut sebagai buta angka atau number blindness. Pengidapnya memiliki kesulitan mengenali angka maupun mengoperasikan fungsi-fungsi matematika yang simpel sekalipun.
Dikutip dari WebMD, kesulitan yang kerap dikaitkan dengan diskalkulia antara lain meliputi:
- Mengingat angka, harga, dan nomor telepon
- Mengaitkan angka (1) dengan kata terkait (satu)
- Menjalankan operasi matematika
- Memahami grafik dan bagan.
Penyebab pasti diskalkulia tidak diketahui. Namun seperti dikutip dari dyslexic.com, diyakini pertumbuhan abnormal pada bagian otak yang berhubungan dengan konsep matematis, turut berkontribusi.
Diyakini pula, faktor genetik juga bisa berpengaruh. Demikian juga faktor lingkungan, seperti konsumsi alkohol semasa hamil, serta kelahiran prematur.
Seperti halnya disleksia, diskalkulia tidak serta-merta berhubungan dengan intelejensi yang rendah. Gangguan ini semata-mata cuma kesulitan pada salah satu fungsi otak. Pengidapnya tetap bisa punya kemampuan komunikasi yang bagus.
Baca juga: 6 Tipe Anak yang Kesulitan Belajar |
Simak Video "Baru! Peneliti Melihat Ada Kemungkinan Virus Corona Serang Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(up/fds)
ganjil genap
ganjil-genap
rute baru ganjil genap
perluasan ganjil genap
disleksia
diskalkulia
otak
tumbuh kembang anak
rute ganjil genap jakarta 2019
rute ganjil-genap jakarta
jam ganjil genap jakarta 2019
jalur ganjil genap jakarta 2019
jalur ganjil genap terbaru