Salah satu alternatif untuk menghindari penggunaan plastik yaitu dengan menggunakan daun atau besek bambu. Namun di daerah perkotaan, tampaknya sulit untuk menemukan bahan-bahan tersebut.
Kepala Tim Peneliti Penyembelihan Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Drh Supratikno, MSi, PAVet mengatakan bahwa penggunaan plastik, daun, atau besek bambu lebih mengacu pada prinsip keramahan lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supratikno pun tidak melarang penggunaan plastik untuk membungkus daging kurban, namun ia menegaskan bahwa plastik yang digunakan harus yang aman untuk makanan. Plastik yang aman biasanya plastik yang tahan panas atau tahan minyak panas untuk membungkus makanan berkuah panas.
"Jangan menggunakan plastik yang berwarna-warni, karena merupakan plastik daur ulang," sarannya.
Pada prinsipnya, membungkus daging kurban dengan plastik, daun, atau besek bambu sama saja. Yang terpenting, Supratikno menambahkan, daging tidak boleh dicampur dengan jeroan hijau, seperti babat dan usus, karena daging mudah ditumbuhi bakteri. Usus banyak mengandung bakteri sehingga apabila dicampur maka daging akan cepat membusuk dan bau.
(wdw/up)











































