Sering Dilakukan Saat Gelisah, Kebiasaan Menggigit Kuku Ternyata Bahaya

ADVERTISEMENT

Sering Dilakukan Saat Gelisah, Kebiasaan Menggigit Kuku Ternyata Bahaya

Kintan Nabila - detikHealth
Selasa, 13 Agu 2019 05:39 WIB
Suka gigit kuku ternyata berbahaya (Foto: iStock)
Jakarta - Kebiasaan menggigit kuku atau onychophagia kerap kita lakukan tanpa sadar. Faktanya, sekitar 20 hingga 30 persen populasi dunia memiliki kebiasaan ini. Kecenderungan untuk menggigiti kuku disebabkan oleh perfeksionisme, stres, kegelisahan, gangguan obsesif kompulsif, gelisah, atau hanya sekadar bosan.

Kebiasaan ini mungkin hanya sementara, tapi bisa menimbulkan efek jangka panjang. Menggigiti kuku dapat mengundang infeksi bakteri atau jamur yang akan masuk ke dalam tubuh dan aliran darah. Hal ini bisa meningkatkan peluang seseorang untuk tertular pilek atau flu.

Raman Madan, MD, Direktur Dermatologi Kosmetik di Northwell Health dan Asisten Profesor Klinis di Zucker School of Medicine di Hofstra, Northwell, mengatakan, ada banyak kuman di bawah kuku Anda. Salah satunya bakteri Staphylococcus, Strep, dan Coryneform, yang dapat masuk ke tubuh melalui luka di kulit kita.



"Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering menggigiti kuku memiliki E Coli dalam air liur mereka. Bakteri ini dapat menyebabkan masalah lambung dan lainnya. E Coli ini jumlahnya tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah menggigiti kuku," kata dr Madan.

dr Madan menambahkan, menggigit kuku bisa menyebabkan kerusakan permanen jika kamu menggigitnya hingga melukai pelat kuku. Hal ini bisa menyebabkan kuku tumbuh ke dalam atau rusak.

Bagaimana cara menghentikan kebiasaan ini? Jauhkan tangan dari mulut, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, lalu cegah kebiasaan ini muncul kembali dengan mengunyah permen karet.



Simak Video "Kasus PMK di Indonesia Menurun, Satgas Imbau Tetap Waspada"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT