Tak hanya itu, menggunakan kacamata bisa menimbulkan ketidaknyamanan ketika minus mata sudah sangat tinggi karena ukuran lensa kacamata sudah sangat tebal. Hal ini menjadikan prosedur operasi LASIK atau laser mata menjadi pilihan bagi beberapa orang.
"Kacamata sudah nggak enak dipakai kalau matanya sudah diatas minus 1 karena lensanya tebal. Beberapa aktivitas jadi terganggu, misal olahraga, berenang, yang kadang repot kalau pakai kacamata," sebut spesialis mata dari klinik Jakarta Eye Center, dr Setiyo Budi Riyanto, saat dijumpai detikHealth di daerah Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pra-LASIK dulu untuk mengecek korneanya. Pasien yang mau lasik diperiksa dulu ketebalan korneanya karena nggak semua orang bisa LASIK. Kalau tipis nggak masuk kriteria" tambahnya.
Alasan tersebut didasari karena pada saat operasi LASIK, kornea mata akan dibuka terlebih dahulu kemudian dilakukan pengikisan kornea dengan laser untuk mengoreksi kelainan refraksi baik itu minus, plus, atau silinder. Sehingga mata dengan kornea tipis tidak dianjurkan karena ditakutkan akan merusak mata.
"Ibu hamil dan menyusui juga tidak boleh karena secara hormonal akan mengganggu proses pemulihan LASIK," tambahnya.
Selain itu, syarat lain untuk operasi LASIK yakni harus berusia minimal 18 tahun dengan minus maksimum -14. Kondisi kedua mata harus dalam keadaan sehat dan bagi pengguna softlens harus melepasnya selama 14 hari sebelum operasi.
"Kenapa minimal 18 tahun karena kalau masih muda misalnya 15 tahun, kondisi mata masih bisa berubah. Bisa saja dia di usia tersebut minus 8 lalu ketika usia 20 bertambah jadi 11. Sebelum usia 18 kita masih anjurkan untuk menggunakan kacamata" pungkasnya.
Baca juga: Bisa Jadi Racun, Dua Sisi Obat Tetes Mata |
(kna/up)











































