"Sambil menangis aku berdiri ke arah meja rias dan mengambil benda tajam. Apalagi tujuannya kalau nggak mengakhiri hidupku. Dengan tangan yang bergetar dan mata yang semakin bengkak, aku arahkan benda tajam tersebut ke tubuhku. Sakit," tuturnya.
Menanggapi hal itu, dokter spesialis kedokteran jiwa dari Omni Hospital Alam Sutra dan juga staf pengajar dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (FK Ukrida) Jakarta, dr Andri, SpKJ, FACLP menyoroti gejala yang dialami Ricis termasuk gejala depresi yang kerap menyerang anak-anak muda usia 20-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua gejala itu merupakan yang paling utama disertai gejala tambahan, seperti kesulitan tidur atau kebanyakan tidur, tidak ada nafsu makan atau nafsu makan yang besar, hilang konsentrasi, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, gejala yang harus diperhatikan adalah adanya ide untuk bunuh diri. Biasanya orang yang memiliki ide seperti itu menganggap dirinya tidak berharga untuk orang-orang sekitar.
"Kadang-kadang dia merasa lebih baik kalau mati saja ya. Atau kalau saya nggak ada, dunia ini akan baik-baik saja atau keluarga saya lebih bahagia karena saya ini merupakan masalah dalam keluarga saya," tandas dr Andri.
(wdw/up)











































