Dalam masa perawatan intensifnya, Ipda Erwin mendapat pemasangan tracheostomy oleh tim ahli. Kondisinya sudah cukup parah yakni luka bakar 72 persen di bagian dada sampai wajah. Tracheostomy dalam kasus Ipda Erwin membantunya mendapat oksigen yang cukup.
Tracheostomy merupakan prosedur medis yang melibatkan pembuatan lubang di leher untuk memasukkan tube ke dalam trakea, dikutip dari Healthline. Pemasangannya ditujukan pada kondisi-kondisi ketika jalur napas terbatas, terutama di situasi gawat darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kondisi yang membutuhkan tracheostomy antara lain:
- Bayi yang lahir cacat pada jalur napas
- Kanker di leher
- Penyakit paru kronis
- Koma
- Wajah terbakar atau dioperasi
- Luka pada laring
- Luka bakar pada jalan napas akibat menghirup bahan korosif
- Infeksi
- dll.
Pemasangan tracheostomy yang sudah terencana oleh dokter akan memerlukan pasien untuk berpuasa hingga 12 jam sebelum prosedur dilakukan. Namun dalam situasi gawat darurat, pemasangan dapat dilakukan tanpa persiapan.
Setelah anestesi, tim operasi akan membuat lubang di bawah jakun. Pemotongannya akan melewati cincin kartilago di dinding trakea luar. Usai pemasangan tube, seseorang bisa saja terkena infeksi atau pendarahan sebagai risikonya. Segera hubungi dokter jika alergi anestesi atau risiko di atas terjadi.
(up/up)











































