Diceritakan, seorang pria dewasa menghipnotis korban lalu memperkosanya dan meninggalkan korban di sebuah rumah kosong dalam kondisi terluka.
Mengucapkan rasa empati atau ucapan belasungkawa tentang korban pemerkosaan harus memperhatikan beberapa aspek. Menurut psikolog klinis anak di Personal Growth Kantiana Taslim, tulisan tersebut hendaknya dituliskan tujuannya baik yakni memperingatkan masyarakat agar peduli dengan pemerkosaan anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lupa Kantiana mengingatkan agar tulisan tentang pemerkosaan sebaiknya dicantumkan pesan moral bagi orang tua supaya mencegah kejadian yang sama terjadi lagi.
Memviralkan peristiwa pemerkosaan bisa berimbas pada kesehatan mental korban. Sebab, bisa jadi saat melihat berita tersebut, korban masih dalam kondisi yang belum sepenuhnya stabil secara psikologis. Ditakutkan, stres atau trauma bisa kembali lagi.
"Tidak hanya sekadar menceritakan secara detail atau keresahan (penulis), tapi ditutup dengan hal-hal yang positif atau membangkitkan awareness dari masyarakat," tutur Kantiana.
(up/up)











































