Seorang ahli bedah tulang belakang yang terlatih dari Harvard Medical School, dr Richard Lee mengatakan bahwa Ruth harus kembali lagi ke meja operasi. Namun, ia harus menjalankan operasi yang cukup rumit, yaitu dengan memisahkan tengkoraknya dengan kerangkanya.
"Langkah pertama adalah menghapus perangkat keras yang ada di lehernya yang awalnya untuk mengobati fraktur," ujarnya kepada Fox News.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Lee berharap langka satu dan dua berhasil mengurangi rasa sakitnya sehingga mereka tidak perlu melakukan langkah ketiga. Tetapi hampir dua minggu setelah operasi, Ruth merasa sakitnya hanya berkurang sekitar 10 persen, jadi memerlukan pengerjaan langka ketiga yang mengharuskan dr Lee dan timnya untuk mengakses tulang punggung Ruth melalui sayatan di mulutnya.
"Satu-satunya cara untuk memperbaiki seperti itu adalah dengan melakukan prosedur berisiko tinggi untuk masuk ke sana dan sepenuhnya memotong sambungan cincin di lehernya dan melepaskan tengkorak dari ligamen yang dikontrak dan kapsul sendi yang dikontrak, benar-benar memisahkan cincin leher dari kerangka dan menyelaraskan kembali pergeseran lateral," jelas dr Lee.
Yang paling berisiko dari prosedur ini adalah, saat dr Lee membuat sayatan di mulut Ruth, itu membuat kesempatan risiko infeksi lebih besar. Dan juga harus menghadapi tantangan untuk menghindari pembuluh darah utama yang terletak di dekat area cincin leher mengarah ke otak.
Beberapa minggu setelah operasi, Ruth bisa kembali ke rumah dan melakukan pekerjaannya sebagai pramugari lagi.
"Rasa sakit saya hilang, leher saya sedikit sakit di malam hari tergantung pada berapa lama saya berjalan. Dia (dr Lee -red) benar-benar menyelamatkan hidupku," tandas Ruth.
(wdw/up)











































