Penasaran nggak sih, kenapa orang senang banget memviralkan hal-hal seperti itu? Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, seseorang memviralkan sesuatu umumnya mendapat kepuasan dari rasa lucu dan terhibur, maupun rasa bangga karena videonya disukai orang.
"Perasaan puas dari si penyebar video ini merupakan hal wajar bagi seseorang. Hanya saja, tergantung pada orangnya sendiri apakah tanggapan dan pujian itu diarahkan ke hal positif atau sebaliknya," katanya saat dihubungi detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal motif, menurut Rahma bisa bermacam-macam. Bisa saja cuma untuk kepuasan, tetapi bisa juga ada motif lain seperti memberi pelajaran bagi masyarakat yang lebih luas. Namun menurutnya, pertengkaran ibu-ibu di kondangan tersebut tidak seharusnya disebar-sebarkan.
"Tidak harus diviralkan. Boleh disimpan sebagai pembelajaran untuk diri sendiri. Kalau mau jadi bahan pembahasan, bahas bersama orang yang ahli dan bijak melihat permasalahan," saran Rahma.
Iya juga sih, kebayang nggak sih kalau yang bertengkar itu kerabat sendiri? Lalu tidak ada yang melerai, malah divideokan dan diviralkan? Tuliskan pendapatmu di komentar ya.
(up/up)











































