Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO bahkan mencatat setiap 40 detik, satu orang meninggal bunuh diri yang jumlahnya lebih banyak daripada korban perang dan lebih 800.000 orang meninggal karena bunuh diri di seluruh dunia tiap tahunnya.
Menentukan kesedihan dan depresi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Merasa sedih adalah bagian dari depresi tetapi keduanya tak sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, berikut beda kesedihan dan depresi dan cara menanganinya dikutip dari Medical News Today.
Kesedihan
|
Foto: Getty Images
|
Kehilangan atau ketidakhadiran orang yang dicintai, perceraian, masalah keuangan, atau masalah di rumah semuanya dapat memengaruhi suasana hati secara negatif. Gagal mengikuti ujian, tidak mendapat pekerjaan, atau mengalami peristiwa mengecewakan lainnya juga bisa memicu kesedihan.
Namun, seseorang yang mengalami kesedihan biasanya akan merasa lega setelah menangis, melampiaskan, atau membicarakannya. Kesedihan biasanya berlalu seiring waktu.
Kesedihan adalah emosi yang dialami semua orang, sering terjadi setelah mengalami peristiwa kehidupan yang mengecewakan. Sementara depresi adalah gangguan kesehatan mental yang sangat kuat dan berkelanjutan dan dapat secara drastis berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Depresi
|
Foto: thinkstock
|
Depresi adalah gangguan mental yang memiliki efek sangat kuat dan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Ini dapat terjadi pada semua kalangan tanpa melihat jenis kelamin atau usia dan mengubah perilaku dan sikap.
Tidak seperti kesedihan, depresi dapat membuat seseorang berjuang hanya untuk menjalani hari mereka seperti biasa. Kesedihan hanyalah salah satu unsur depresi.
Dalam kasus yang parah, orang tersebut mungkin berpikir atau mencoba bunuh diri. Mereka mungkin tidak lagi merasa senang menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman dan mungkin berhenti mengejar hobi mereka atau merasa tidak bisa bekerja atau sekolah.
Jika gejalanya berlangsung lebih dari 2 pekan, ahli kesehatan profesional biasanya akan mendiagnosis dengan gangguan depresi akut atau major depressive disorder (MDD). Gejalanya meliputi:
- Suasana hati yang tertekan setiap hari
- Hilang minat pada segala hal
- Penurunan atau kenaikan berat badan signifikan
- Insomnia atau tidur berlebihan yang memengaruhi jadwal
- Kelelahan
- Perasaan tidak berharga dan rasa bersalah setiap hari
- Sulit berkonsentrasi
- Pikiran bunuh diri atau memiliki usaha dan rencana bunuh diri
Menangani Depresi
|
Foto: thinkstock
|
Jika seseorang memiliki gejala depresi lebih dari 2 minggu, mereka harus mencari bantuan profesional. Dokter dapat membantu menentukan tingkat perawatan yang diperlukan untuk mengelola gejalanya.
Biasanya dokter akan meresepkan obat seperti antidepresan yang berfungsi meningkatkan kadar serotonin di otak. Serotonin adalah hormon yang membantu meningkatkan suasana hati.
Sangat disarankan untuk berkonsultasi ke ahli kejiwaan seperti psikolog, terapis, atau psikiater terlebih jika memiliki pikiran bunuh diri. Ahli dapat membantu mengidentifikasi masalah dan mekanisme penanganannya.











































