Menanggapi informasi itu, spesialis saraf dari RS Pondok Indah, dr Rubiana Nurhayati, SpS menyebut tidak ada hubungan langsung antara main game dan pecahnya pembuluh darah di otak. Bisa saja anak malang tersebut meninggal karena kurang istirahat.
"Saraf otak putus itu gimana sih? Nggak ada saraf otak putus. Kalau pecah pembuluh darah, jadi sebenarnya bukan karena gamenya tapi kurang tidurnya," katanya saat dijumpai detikcom, Selasa (24/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan karena main game pakai headset juga. kurang tidur dan dia tegang, kita juga nggak tahu mungkin dia punya aneurisma dan memburuk sehingga tinggal tunggu pecahnya aja
Meski demikian, ia masih belum bisa memastikan karena informasi yang beredar tersebut tidak disertai bukti pendukung misal hasil pemeriksaan kesehatan atau MRI korban. "Kita belum bisa pastikan karena tidak ada buktinya. Jadi yang memicu pun bukan karena main game pakai headset," sebutnya.
"Bisa saja ya itu tadi, dia main lalu kurang tidur, lehernya tegang memang jadi pemicu pembuluh darah otak. tapi kembali lagi, penyebab kematian mendadak banyak. bisa karena serangan jantung jika punya riwayat kelainan jantung bawaan, aritmia," pungkasnya.
(kna/up)











































