Mushawawir, ayah dari seorang remaja 14 tahun pengidap penyakit jantung bawaan yang merupakan pasien di RS Pusat Jantung Nasional (RSPJN) Harapan Kita asal Pontianak terpaksa memboyong sang anak ke rumah sakit agar aman dari bahaya gas airmata.
Pasalnya, kost tempatnya bernaung di daerah Kota Bambu, Jakarta untuk sementara selama si anak berobat, turut menjadi lokasi kerusuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas magrib, Mus dan anaknya datang lalu berlindung di poliklinik. Dia turut menyaksikan langsung massa yang masuk ke halaman parkir Harapan Kita yang dikejar polisi dari arah Slipi dan Tomang. Mus juga sempat merekam kejadian tersebut.
"Dar dor dar dor. Pokoknya karyawan Harkit sini juga enggak mampu pulang. Asapnya sampai sini. Kita sampai ke poli eksekutif, yang sakit disuruh ke dalem, istirahat di sini," terangnya.
Pukul 23.30 WIB saat kondisi cukup kondusif, keduanya bergegas kembali ke kost. Saat itu efek gas air mata masih sangat keras terasa, tak seperti ketika mereka datang ke RS pagi pukul 08.00 WIB tadi.
(up/up)











































