Dokter ahli jantung, dr Vito A Damay, SpJP, mengatakan harga minyak dan gorengan yang mahal tidak akan serta merta mempengaruhi orang-orang yang memang rutin mengkonsumsi gorengan. Satu-satunya yang bisa mengurangi konsumsi gorengan adalah jika ada perubahan midset.
"Menurut saya pribadi, mau minyak atau gorengan mahal pun, kalau mindset pola makan tidak berubah, ya orang akan tetap cari gorengan. Ibaratnya walaupun harganya mahal akan tetap terus dikonsumsi," jawab dr Vito saat dihubungi detikcom, Selasa (8/10/2019).
Hal yang paling utama harus diubah adalah mindset pola makan yang sehat. Makanan enak atau tidak tergantung pada otak seseorang. Lambung yang merupakan bagian dari organ pencernaan tidak dapat merasakan makanan itu enak atau tidak dan apa yang masuk ke dalamnya.
"Kondisi psikologi tubuh kita, terutama lambung hanya akan merasakan kenyang tanpa mengetahui apa yang dimakan. Jadi, sebenarnya keinginan untuk makan gorengan itu bukan kemauan lambung, tapi otak, mindset kita," katanya.
Namun, dr Vito mengungkapkan adanya regulasi seperti larangan minyak goreng curah beredar dan berdampak pada kenaikan harga gorengan ini akan membuat orang-orang mencari alternatif makanan lainnya, yang mungkin lebih menyehatkan.
Ia menambahkan, mindset adalah hal pertama yang harus diubah. Dengan pola makan dan hidup yang lebih sehat dan ditambahkan alasan makanan yang pengolahannya tanpa digoreng menjadi lebih hemat, dapat membantu mengurangi faktor risiko serangan jantung dan stroke.
(up/up)