Saran Dokter Jantung Agar Gorengan Tak Bikin Kolesterol Naik

ADVERTISEMENT

Saran Dokter Jantung Agar Gorengan Tak Bikin Kolesterol Naik

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 09 Okt 2019 05:05 WIB
Pembatasan minyak goreng curah dikhawatirkan berdampak pada hagra gorengan. (Foto: Vadhia Lidyana)
Jakarta - Aneka gorengan, baik yang dijual di pinggir jalan maupun buatan ibu di rumah sama-sama berpotensi memicu kolesterol, stroke, hingga serangan jantung. Rencana pembatasan minyak goreng yang diperkirakan berdampak pada harga gorengan jadi momen yang pas untuk mengurangi goreng-gorengan.

Namun, mindset atau pola pikir sebagian besar orang tidak bisa lepas bahkan jauh dari makanan yang digoreng tersebut.

Seorang dokter ahli jantung, dr Vito A Damay, SpJP, memberikan tips untuk mengubah mindset atau pikiran kita agar bisa memulai hidup lebih sehat. Menurutnya, banyak cara dan pilihan makanan lainnya yang bisa mengubah pola pikir kita tentang gorengan sebagai makanan pokok ataupun camilan kala senggang.

"Yang pertama, kita makan gorengan saat hanya ingin menyicipi atau memuaskan keinginan kita. Jadi kalo makannya untuk cicip-cicip 1-2 gigitan sih masih boleh lah. Sekedar mencoba masih tidak mempengaruhi kadar kolesterol yang ada dalam tubuh," ujarnya pada detikcom, Selasa (8/10/2019).

Sebenarnya, kolesterol tidak hanya bisa datang karena makanan, tetapi juga pengaruh genetik. dr Vito mengatakan, orang yang sudah diet atau menjalani hidup sehat hingga vegetarian pun bisa mengalami kolesterol tinggi. Karena kolesterol diproduksi sendiri di dalam liver, maka akan bergantung pada keadaan tubuh dari orang itu sendiri.


dr Vito melanjutkan, boleh makan gorengan hanya untuk memuaskan nafsu makan. Jangan sampai kenyang hanya dengan makan gorengan. Menurutnya wajar jika manusia memiliki keinginan seperti itu.

Selanjutnya, batasi diri dalam mengkonsumsi gorengan. dr Vito mengatakan ini bukanlah semacam jatah seseorang untuk bisa makan gorengan. Namun, ini menjadi kesempatan seseorang untuk menghargai apa yang telah diberikan orang lain.

"Kalo saya sih paling makan gorengan ini seminggu satu kali. Perlu diingat, ini bukan menjadi jatah kita makan itu, tapi menjadi kesempatan untuk menghargai apa yang telah diberikan orang lain. Jadi, jangan tempati gorengan sebagai menu utama tiap harinya apalagi camilan saat senggang," ungkap dr Vito.

Saat ingin mengkonsumsi makanan yang digoreng, dr Vito memiliki pilihan lain yang lebih sehat. Biasanya, ia akan memasak ikan salmon dengan cara di oven, karena akan mengasilkan tekstur yang garing seperti gorengan. Tak hanya itu, jika ingin makan ayam, bisa denagn cara dibakar atau tahu tempe yang di kukus.

"Ayam yang dibakar, tempe, tahu, ataupun ikan yang dipepes (kukus) juga tidak kalah enak dengan makanan yang digoreng atau gorengan. Apalagi ditambah bumbu khas Indonesia. Jadi, kita beruntung punya banyak variasi rasa yang membuat kita tidak harus bergantung pada gorengan," tuturnya.



Simak Video "Minyakita Tiba di Papua Barat dengan Harga Normal"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT